Surabaya (Antara Jatim) - Kepolisian Resor Kota Besar (Polrestabes) Surabaya memburu tahanan berinisial MS, warga Sampang, Jawa Timur, yang diyakini  sebagai inisiator kaburnya tujuh orang tahanan dari sel Kepolisian Sektor (Polsek) Tambaksari Surabaya pada Senin (17/4) dini hari lalu.
     
"Ternyata inisiatornya ada dua orang, selain tahanan berinisial R, inisiator lainnya adalah MS," terang Kepala Satuan Reskrim dan Kriminal Polrestabes Surabaya AKBP Shinto Shilitonga, kapada wartawan di Surabaya, Kamis. 
     
Dia menjelaskan, nama MS, yang merupakan tersangka kasus pencurian dan pemberatan, diyakini sebagai otak pelaku yang merencanakan pelarian dari sel Polsek Tambaksari, berdasarkan pengembangan penyelidikan yang diperoleh dari keterangan lima tahanan yang telah berhasil ditangkap. 
     
Mereka adalah R, warga Sidoarjo, tersangka kasus narkoba, F, warga Blitar, tersangka kasus penganiayaan, J, warga Surabaya, tersangka kasus pencurian, Sh warga Surabaya, tersangka kasus narkoba warga Surabaya, dan BS, tersangka kasus pencurian dengan pemberatan, yang juga warga Surabaya.
     
"Memang inisiatif awal untuk kabur terlontar dari tahanan R. Namun selanjutnya yang merencanakan kabur dengan menjebol palfon atap ruang tahanan Polsek Tambaksari adalah MS," terang Shinto.
     
Diperoleh informasi, setelah mendapat ide dari tahanan R, MS kemudian merencanakannya selama dua hari hingga akhirnya berhasil menjebol atap plafon ruang tahanan Polsek Tambaksari menggunakan balok kayu  berukuran 4 x 5 sentimeter sepanjang 50 sentimeter yang dikatakan ditemukan tergeletak di atap plafon ruang tahanan tersebut. 
     
"Mereka bilang berhasil menjebol atap plafon ruang tahanan pada sekitar pukul 23.30 Minggu (16/4) malam dan kemudian kabur melalui kampung di belakang Polsek Tambaksari dengan tujuan masing-masing. Sedangkan petugas Polsek Tambaksari baru menyadari tujuh tahanannya kabur pada sekitar pukul dua, Senin (17/4) dini hari," terangnya. 
     
Tahanan MS bersama BS kemudian diinformasikan kabur menggunakan angkutan kota dengan tujuan Terminal Bungurasih.
     
Karenanya ketika polisi mengendus keberadaan BS di Pasar Pucang, Surabaya, pada Kamis pagi, langsung menggali keterangan terkait tempat persembunyian MS yang menjadi otak perencana kaburnya tujuh tahanan tersebut. 
     
Shinto menjelaskan, BS yang tercatat sebagai warga Jalan Setro Gang 3 Surabaya, ditangkap di Pasar Pucang Surabaya bersama istri mudanya, berinisial TJ, dan putrinya yang masih berusia 5 tahun.
     
"TJ dan anak balitanya kemudian kita bawa ke Polrestabes Surabaya untuk dimintai keterangan. Sedangkan BS kita keler terpisah untuk menggali informasi terkait tempat persebunyian MS," ucap Shinto.
     
Saat dikeler, BS berusaha melarikan diri sehingga polisi terpaksa menembak kakinya.  
     
Selanjutnya BS mengaku, setelah berhasil kabur dari tahanan Polsek Tambaksari, pada Senin dini hari itu, bersama MS sempat mampir ke rumah kos istri mudanya di kawasan Klampis Ngasem Surabaya. 
     
BS kemudian membawa istri mudanya beserta putrinya yang masih balita berangkat ke Terminal Bungurasih bersama MS. "Namun menurut pengakuannya, mereka berpisah dengan MS di Terminal Bungurasih," ucap Shinto.
     
Dari Bungurasih, BS bersama istri muda dan putri balitanya mengaku sempat bersembunyi berpindah-pindah, mulai dari Nganjuk, Trawas dan Tretes. "Hingga akhirnya kita temukan ketiganya terlihat menggelandang di Pasar Pucang Surabaya karena kehabisan uang," ungkapnya.
     
Shinto menyatakan hingga kini masih terus memburu tempat persembunyian MS. "Serta seorang tahanan lain yang masih kabur adalah Sa, tersangka kasus narkoba warga Surabaya, masih terus kita buru," tegas Shinto. (*)

Pewarta: Hanif N

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017