Sumenep (Antara Jatim) - Kelompok kreatif di Rumah Tahanan Negara (Rutan) Kelas II-B Sumenep, Jawa Timur, yang memproduksi sejumlah kerajinan tangan membutuhkan bantuan modal.
"Modal itu merupakan salah satu tantangan bagi kami dalam mengembangkan kelompok kreatif. Namun, kami meminta warga binaan yang tergabung dalam kelompok kreatif untuk tidak kecil hati dan selanjutnya terus berkarya," ujar Kepala Rutan Sumenep, Ketut Akbar di Sumenep, Jumat.
Sejak akhir 2016, pimpinan Rutan Sumenep berusaha memberdayakan warga binaan yang memiliki keterampilan dan kemauan untuk membuat kerajinan tangan, dengan membentuk kelompok kreatif.
Untuk sementara, pimpinan Rutan Sumenep memanfaatkan sebagian dana koperasi untuk menghidupi kelompok kreatif tersebut.
"Hingga sekarang, kami menggunakan sebagian dana koperasi sebagai modal untuk membeli peralatan dan bahan baku guna memproduksi aneka kerajinan tangan itu," kata Akbar, menerangkan.
Ia menjelaskan, pihaknya telah berkoordinasi dengan pihak terkait di Pemkab Sumenep maupun elemen masyarakat lainnya supaya ikut memberdayakan warga binaan yang tergabung dalam kelompok kreatif.
Pemkab Sumenep dinilainya wajib ikut andil mengembangkan kelompok kreatif yang dibentuknya itu, karena mereka adalah warga setempat.
"Warga binaan yang tergabung dalam kelompok kreatif, baik di kelompok layang-layang, pecut, rajutan, maupun batik tulis, semuanya warga Sumenep. Mereka layak mendapat perhatian dari pemerintah daerah," ujarnya.
Sejak beberapa waktu lalu, hasil karya kelompok kreatif tersebut, yakni layang-layang, rajutan benang berbentuk hewan peliharaan, pecut, dan batik tulis, sudah dipasarkan melalui pengelola sejumlah hotel dan objek wisata. (*)
Video oleh: Slamet H
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017