Jember (Antara Jatim) - Demonstrasi puluhan warga yang menuntut perbaikan jalan rusak di Kabupaten Jember, Jawa Timur, diwarnai dengan aksi makan sebongkah aspal di depan Gedung DPRD setempat, Senin.
"Saya makan aspal sebagai bentuk protes keras dan kekecewaan warga Jember terhadap Pemerintah Kabupaten Jember yang tidak segera menambal jalan berlubang di beberapa lokasi," kata Jumadi, salah seorang demonstran yang nekat makan aspal tersebut.
Ia mengatakan banyak jalan berlubang hingga menyebabkan kecelakaan lalu lintas yang menewaskan pengendara sepeda motor, sehingga hal tersebut seharusnya mendapat perhatian yang serius dari pemerintah.
"Saya spontanitas makan aspal yang dibawa pengunjuk rasa sebagai bentuk protes dan rasa kecewa sangat mendalam kepada pemerintah karena masyarakat menjadi korban akibat banyaknya jalan yang berlubang," tuturnya.
Jumadi berharap Pemkab Jember segera memperbaiki dan menambal jalan-jalan yang berlubang baik di perkotaan maupun pedesaan karena selama ini banyak masyarakat yang menjadi korban.
"Ketika ada pihak lain yang menambal jalan berlubang dengan semen, maka Pemkab Jember melarang dengan alasan penambalan dengan semen akan semakin menyebabkan jalan licin dan rawan kecelakaan. Namun perbaikan jalan tidak segera dilakukan," ujarnya, menambahkan.
Para pengunjuk rasa juga mengumpulkan dana untuk memperbaiki jalan dengan menghibur pengguna jalan di sekitar bundaran DPRD yang dimeriahkan oleh grup band lokal asal Jember yakni K2 Reggae dan komunitas pengamen jalanan.
Setelah melakukan orasi, perwakilan pengunjuk rasa menemui anggota Komisi C DPRD Jember untuk menyampaikan aspirasinya tersebut.
"Dalam APBD Jember sudah ada anggaran untuk perbaikan dan pemeliharaan jalan yang rusak, sehingga jalan-jalan yang berlubang tersebut akan ditambal, namun kepastian kapan penambalan jalan berlubang itu sepenuhnya kewenangan Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga Jember," kata Wakil Ketua Komisi C DPRD Jember Anang Murwanto.
Sebelumnya sejumlah elemen masyarakat melakukan gerakan tambal lubang jalan sebagai bentuk keprihatinan masyarakat terhadap banyaknya jalan yang berlubang hingga menyebabkan kecelakaan lalu lintas yang menewaskan warga.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017