Kediri (Antara Jatim) - Dinas Sosial Provinsi Jawa Timur membebaskan dua warga yang dipasung oleh keluarganya di Kabupaten Kediri, dan membawa mereka ke Rumah Sakit Jiwa Malang.
     
"Ini nanti direhabilitasi medis dulu di RSJ Malang. Mereka akan didampingi tim pendamping dan dari puskesmas," kata Kepala Bidang Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial Dinas Sosial Provinsi Jatim Arman Linda saat di Kediri, Rabu.
     
Arman yang ditemui saat hendak menjemput Pebrianto (24). Ia  pasien yang menderita "skizofrenia" atau gangguan mental dan dipasung di belakang rumahnya, dekat dengan kandang sapi. 
     
Ia mengatakan, pasien tersebut seharusnya tidak perlu dipasung. Hal itu sebagai upaya untuk lebih mempercepat proses pemulihan yang bersangkutan. Terlebih lagi, keluarga juga sangat berperan besar dalam proses pemulihan pasien tersebut.
     
Pihaknya memang sengaja membawa pasien yang menderita gangguan mental ke rumah sakit. Di tempat tersebut, yang bersangkutan akan direhabilitasi secara medis dan sosial agar pulih, dan setelahnya bisa dirujuk lagi ke UPT Dinas Sosial Provinsi Jatim yang menangani pasien gangguan mental tersebut.
    
Sesuai dengan aturan, di rumah sakit akan direhabilitasi dulu sekitar 2-3 bulan, tergantung kondisi pasien. Jika dinilai sudah baik, akan dievaluasi dan diserahkan dokter untuk keputusannya.
     
Lebih lanjut, ia mengatakan proses pembebasan pasien gangguan mental yang dipasung juga terus dilakukan hingga saat ini. Gubernur Jatim juga telah menginstruksikan agar Jatim bebas pasung 2017. 
     
Ia menyebut, di Jatim ada sekitar 2.400 pasien yang menderita gangguan mental yang dipasung dan saat ini tinggal kurang lebih 640 pasien. Pihaknya terus berupaya agar pasien yang menderita gangguan mental yang dipasung tidak lagi dipasung.
     
"Kami terus mendampingi, jadi jika bebas pasung setelahnya juga tidak dipasung lagi, tidak boleh," tegasnya.
     
Arman menyebut, sakit yang diderita Pebrianto tersebut masih masuk kategori tidak terlalu berat. Ia tidak terlalu agresif, sebab biasanya jika sudah berat akan sering berbicara sendiri dengan bahasa kasar.
     
Sementara itu, Barokah, ibunda Pebrianto mengatakan perilaku anaknya berubah sejak kecil. Awalnya, saat masih bayi, anaknya pernah sakit step.
     
"Dulu step setelah lima hari dilahirkan, terus dibawa ke RSUD Pare, di sana sembuh dibawa pulang tapi sakit lagi. Saat sakit, telinganya panas, badan juga panas," kata Barokah.
     
Ia mengaku sangat sedih dengan kondisi anak pertamanya tersebut. Keluarga pun terpaksa merantai, sebab dinilai lebih baik untuk dirinya. Ia pernah marah, dan tetangga pun takut.
     
"Terpaksa dirantai, karena tetangga takut, sebab dia pernah mengamuk," katanya.
     
Selain Pebrianto, pasien lain yang dibawa adalah Ahmad Ubaidillah, warga Desa Badal, Kecamatan Ngadiluwih, Kabupaten Kediri.
     
Dinas Sosial Provinsi Jatim juga didampingi petugas dari RSJ Malang, Dinas Kesehatan Kabupaten Kediri, serta pendamping. Dalam proses penjemputan pasien, juga berjalan dengan lancar. (*)

Pewarta: Asmaul Chusna

Editor : Masuki M. Astro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017