Madiun (Antara Jatim) - Bupati Madiun Muhtarom menyatakan semasa hidupnya, tokoh bangsa yang juga dipercaya sebagai anggota Dewan Pertimbangan Presiden KH Hasyim Muzadi, tak henti mengingatkan kepada semua masyarakat bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) adalah harga mati.
"Beliau ini tak pernah berhenti mengingatkan kepada semua masyarakat dan juga kepada para tokoh bangsa untuk selalu menjaga rasa nasionalisme. Menjaga keutuhan NKRI, NKRI adalah harga mati," ujar Bupati Madiun Muhtarom menilai sosok mantan Ketua Umum PBNU yang telah wafat tersebut, Kamis.
Ia pribadi yang dulunya juga sebagai kader NU, merasa sangat kehilangan. Ia juga menilai, Bangsa Indonesia telah kehilangan seorang tokoh bangsa dan juga ulama besar yang menjadi panutan banyak tokoh di Tanah Air.
"Pemikirannya di PBNU, sebagai tokoh agama Islam, dan juga sebagai anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres), telah memberikan banyak sumbangsih yang berharga bagi Bangsa Indonesia," kata dia.
Muhtarom menilai, sebagai ulama besar, KH Hasyim Muzadi selalu mengajarkan bahwa Islam adalah kasih dan cinta damai. Bukan Islam yang anarkis dan memecah belah.
Pihaknya juga berencana akan segera menggelar salat ghaib untuk mendoakan KH Hasyim Muzadi. Ia juga yakin keluarga besar dan pengurus NU di Madiun telah menjalankan salat ghaib setelah mendengar kabar wafatnya ulama besar tersebut.
Seperti diketahui, mantan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) yang kini menjabat anggota Dewan Pertimbangan Presiden KH A Hasyim Muzadi wafat di kediamannya di kompleks Ponpes Al-Hikam Kota Malang, Jawa Timur pada Kamis pukul 06.15 WIB.
Saat ini jenazah sedang disalatkan di masjid yang berada di kompleks Ponpes Al Hikam Kota Malang. Sesuai rencana jenazah akan diberangkatkan ke Pesantren Al Hikam, Kota Depok, Jawa Barat dari Malang setelah salat dzuhur hari ini, dan akan dishalatkan di Masjid Al Hikam setibanya di pesantren.
Sesuai informasi, pemakaman jenazah KH Hasyim Muzadi akan dipimpin langsung oleh Wakil Presiden RI Jusuf Kalla. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017