Malang (Antara Jatim) - Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas I Lowokwaru Kota Malang, Jawa Timur, menggandeng Universitas Brawijaya  untuk bekerja sama dalam membina warga binaan.

Penandatanganan naskah kerja sama atau nota kesepahaman (MoU) antara Universitas Brawijaya yang diwakili Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP dengan Lapas Kelas I Lowokwaru itu dilakukan di Malang, Senin.

Menurut Kepala Lapas Lowokwaru Kota Malang Krismono, kerja sama dengan UB tersebut melalui dua fakultas, yakni FISIP dan Fakultas Peternakan.

"Kerja sama ini meliputi bidang pendidikan dan pengajaran, penelitian, pengabdian masyarakat serta manajemen peternakan sapi sesuai dengan sistem operasional prosedur," kata Krismono.

Ia mengemukakan MoU antara FISIP dan Lapas Lowokwaru Kelas I Kota Malang juga terkait beberapa hal, di antaranya bidang pendidikan, dimana bentuk kerja samanya seperti belajar mengajar mengenai aspek psikologi, komunikasi, sosial dan politik serta sharing pengetahuan.

Selain itu, lanjutnya, juga akan dilakukan konseling dan pendampingan psikologi bagi WBP dan pegawai Lapas, pengembangan organisasi juga menjadi poin penting dalam MoU tersebut. Pengembangan organisasi dilakukan melalui penelitian yang fokus utamanya adalah pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) pegawai dan organisasi di lingkungan Lapas.

Menyinggung teknis pelaksanaan kerja sama itu adalah tim dari FISIP akan melakukan penelitian dan pengembangan isu-isu psikologi, komunikasi, sospol di Lapas. Hasil riset disampaikan ke Kepala Lapas agar dapat menjadi acuan untuk melakukan pembinaan lebih lanjut.

Assessment untuk WBP dan petugas Laps juga akan diberikan bantuan oleh tim dari FISIP UB tersebut, sehingga akan diketahui sejauh mana kompetensi yang dimiliki WBP maupun petugas. Jika dianggap layak, petugas bersangkutan akan diusulkan untuk promosi jabatan atau lainnya.

Kerja sama dengan Fakultas Peternakan, lanjutnya, pada Oktober 2016 juga telah dilakukan MoU. Kerja sama itu difokuskan untuk pengembangan di Lapas Terbuka di Ngajum Malang. "Ada tenaga ahli yang akan mendampingi para WBP untuk melakukan pengelolaan peternakan sapi dengan manajemen terpadu," urainya.

Kerja sama Lapas dengan akademisi itu diapresiasi positif oleh Kadiv Pemasyarakatan Kanwil Kemenkumham Jawa Timur Harun Sulianto. "Keberhasilan tugas pemasyarakatan perlu didukung oleh berbagai pihak, termasuk akademisi dengan harapan ada solusi ilmiah berbasis riset dan kajian akademik," ujarnya.(*)

Pewarta: Endang Sukarelawati

Editor : Masuki M. Astro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017