Surabaya (Antara Jatim) - Pemerintah pusat memberikan tambahan jumlah guru produktif baik dari guru mata pelajaran maupun guru jurusan lain yang masih berlebih guna mengatasi persoalan kekurangan guru produktif terutama di SMK Jurusan Pariwisata di wilayah Jawa Timur.

Kepala Dinas Pendidikan (Dindik) Jatim Saiful Rachman di Surabaya, Selasa mengatakan, penambahan itu dengan memberikan kuota untuk melatih guru produktif dari berbagai latar belakang. Khusus untuk rumpun pariwisata, kata dia, sebanyak 358 guru yang akan dijadikan sebagai guru produktif.

“Latar belakangnya macam-macam, ada dari guru matematika atau guru bahasa yang kemudian ditambah kompetensinya menjadi guru praktikum tata boga, perhotelan atau kecantikan,” kata dia.

Selain rumpun pariwisata, penambahan kompetensi guru SMK menjadi guru produktif juga akan dilakukan untuk rumpun teknologi. Karena secara nasional, kekurangan guru produktif SMK mencapai 12 ribu orang.

“Ini merupakan program dari Kemendikbud yang dilaksanakan di Jatim oleh PPPPTK (Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan),” kata dia.

Para tenaga pendidikan yang semula merupakan guru mapel, disebutnya akan menjadi guru adaptif. Selain penambahan kompetensi, guru juga akan mendapatkan tambahan jam mengajar. Dengan begitu, kesempatan bagi guru yang belum tersertifikasi akan lebih mudah dalam mengikuti Pendidikan dan Latihan PRofesi Guru (PLPG).

Sementara bagi guru yang sudah tersertifikasi namun belum memenuhi 24 jam mengajar akan tertolong dengan penambahan kompetensi ini.

“Diklatnya dilakukan selama dua bulan in dan on service learning. Ada praktikum dan uji kompetensi yang akan bekerjasama dengan Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP),” ujarnya.

Sementara itu Kabid Tenaga Pendidik dan Kependidikan Dindik Jatim Gatot Gunarso menuturkan, dari total 1.900 lembaga SMK di Jatim, kekurangan guru produktif diperkirakan mecapai empat ribu orang. Karena itu dibutuhkan guru adaptif yang berasal dari guru normative dengan penambahan kompetensi.

“Idealnya rasio guru produktif dan siswa itu berbeda-beda. Seperti perikanan dan kelautan bisa 1 banding 20, tapi kalau kompetensi las bisa sampai 1 banding 16,” kata dia.

Sementara itu, perwakilan PPPPTK Yogyakarta Joko Purwanto menuturkan, dari total kekurangan 12 ribu guru produktif, pihaknya mendapat kuota diklat untuk 2.287 guru di rumpun pariwisata. Untuk menambal kekurangan tersebut, guru normatif, guru adaptif maupun guru produktif ditambah kompetensinya.

“Memang dari pelatihan ini peluang untuk sertifikasi akan bertambah, termasuk yang jam mengajarnya masih kurang,” ujarnya. (*)

Pewarta: willy irawan

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017