Tulungagung (Antara Jatim) - Kuota pupuk bersubsidi untuk Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, selama periode tahun anggaran 2017 turun sekitar 20 persen akibat tidak optimalnya serapan tahun 2016.

"Semua jenis pupuk bersubsidi ada pengurangan jatah, bahkan ada yang mencapai 5.000 ton lebih," kata Kepala Seksi Pembiayaan dan Permodalan Dinas Pertanian Kabupaten Tulungagung Suprapti di Tulungagung, Jumat.

Ia mengatakan penurunan jatah atau alokasi pupuk bersubsidi tidak hanya dialami Tulungagung, namun hampir semua daerah.

"Hampir seluruh daerah di Jawa Timur mengalami penurunan jatah," katanya.

Okky menjelaskan penurunan jatah pupuk bersubsidi itu terjadi pada semua jenis pupuk, seperti urea dari sebelumnya (2016) dialokasikan 31.151 ton kini susut menjadi 25.701 ton, SP-36 dari 1.728 ton menjadi 1.635 ton, ZA dari 12.623 ton menjadi 11.871 ton, NPK dari 18.270 ton menjadi 15.219 ton, dan pupuk organik dari 12.806 ton menjadi 12.450 ton.

"Semua turun. Bahkan, seperti urea dan NPK penurunan mencapai 20 persen," katanya.

Okky mengatakan pupuk bersubsidi saat ini sudah mulai diserap petani di berbagai kecamatan dengan volume bervariasi, sesuai kebutuhan masing-masing.

"Tapi kami akan tetap membaginya sama rata sesuai dengan kebutuhan per kelompok," ujarnya.

Apabila jatah sediaan dirasa kurang, Okky berjanji semester pertama akan melakukan evaluasi dan mengajukan penambahan jumlah pupuk.

Terkait oknum distributor atau pengecer yang bermain curang dan menjual di atas HET pupuk subsidi, Okky berjanji untuk memperketat pengawasan, dengan melibatkan semua unsur keamanan.

"Jika ketahuan dan terbukti akan ditindak tegas," katanya.

Dinas selaku pemegang kewenangan regulasi, kata Okky berhak melakukan penindakan sesuai tupoksi (tugas pokok dan fungsi) yang dimiliki serta merekomendasikan pada pabrik untuk memutus pengiriman pupuk ke kios nakal tersebut.

"Kami sudah melakukan sosialiasasi dan pembinaan kepada para kelompok tani, sehingga perkiraan saya penjual curang saat ini tidak ada," katanya.

Sementara itu, salah satu petani di Kecamatan Kedungwaru, Marsyid mengatakan pupuk bersubsidi sangat dibutuhkan petani.

Apalagi saat ini lahannya dalam sudah berusia sekitar 20 hari, sehingga sudah dalam tahap pemupukan, khususnya jenis urea maupun lainnya.

"Pupuk sangat diperlukan dalam pertanian. Selain membantu pertumbuhan juga membantu dalam meningkatkan hasil produksi," kata Marsyid. (*)

Pewarta: Destyan H. Sujarwoko

Editor : Endang Sukarelawati


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017