Trenggalek (Antara Jatim) - Puluhan sekolah menengah atas maupun madrasah tsanawiyah (SMP/MTS) di Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur mengikuti simulasi atau uji coba ujian nasional berbasis komputer yang digelar serentak, Selasa.
    
"Ini merupakan simulasi kedua kami lakukan. Sebelumnya digelar pada November tahun lalu (2016)," kata Kepala Lab Komputer SMPN 1 Trenggalek Yuni Mulyanto di Trenggalek.
    
Ia mengatakan, fokus atau titik berat dalam simalusi kedua kali ini lebih pada pengenalan fitur-fitur yang ada di "safe exam browser" atau program yang digunakan dalam ujian daring tersebut.  
    
"Secara umum hampir sama dengan sebelumnya, cuma yang sekarang lebih seperti pelaksanaan UNBK sesungguhnya," katanya.
    
Mulyanto menuturkan, dalam simulasi kedua tersebut siswa lebih difokuskan pada proses dalam ujian daring, mulai dari cara memasukkan akun atau "username" (nama pengguna), pasword atau kunci sistem, token untuk pengambilan soal dan seterusnya.
    
"Dalam simulasi ini diperkenalkan juga beberapa pilihan dalam mengerjakan soal, seperti saat siswa masih ragu dalam menjawab soal, misalnya. Ada menu pilihan yang ditandai dengan warna kuning saat dilihat dalam halaman soal," papar Mulyanto.
    
Menurut Mulyanti, tata laksana UNBK pada dasarnya lebih mudah dalam proses pengerjaannya dibanding dengan metode manual mengguanakan kertas.
    
"Misalnya saat ingin mengulang soal atau pertanyaan dalam lebar soal. Bisa di lakukan dengan cepat karena sudah ada tanda dengan warna, mana saja soal yang masih dijawab ragu-ragu oleh siswa bersangkutan," katanya.
    
Selain mengenalkan fitur-fitur dalam tata laksana UNBK sistem daring tersebut, pihak sekolah penyelenggara juga memberikan gambaran berupa praktek jika nanti ada yang bermasalah dengan jaringan atau kondisi-kondisi lain saat ujian.
    
"Misalnya terjadi mati lampu, sistem logout sendiri, atau trobel-troubel lain yang menghantui saat ujian daring tersebut," katanya.
    
Senada, proctor SMPN 1 Trenggalek Asrori mengatakan dalam simulasi ke dua ini memang di berikan penyelesaiaan jika nanti ada gangguan saat ujian.  
    
Selain itu, kata dia, siswa diberi penjelasan juga bahwa token berubah setiap interval 15 menit.
    
Artinya, lanjut Asrori, jika tidak segera dimasukkan token dari proctor tersebut akan berubah kodenya dan tidak bisa digunakan.
    
"Tadi kami simulasikan juga jika ada mati lampu, atau log out sendiri, agar siswa tidak panik nantinya," katanya.
    
Sementara itu, kepala SMP N III Trenggalek Sardiani Tri Utomo mengatakan simulasi kedua ini berjalan lancar.
    
Meskipun awalnya dari pihak guru ada sedikit kekhawatiran mengenai pelaksanaannya, kata dia, siswa bisa menjalani ujian daring hingga selesai.
    
"Anak jaman sekarang cenderung cepat mengikuti perkembangan lebih cepat. Mereka cepat beradaptasi dengan sistem UNBK meski baru pertama mengikuti," katanya.(*)

Pewarta: Destyan H. Sujarwoko

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017