Tulungagung, (Antara Jatim) - Kelompok aktivis di Pusat Pendidikan Lingkungan Hidup Mangkubumi mengkritik kebijakan penebangan pohon perdu di tepi jalan atau jalur hijau di Kota Tulungagung, Jawa Timur karena dinilai serampangan dan tidak mengindahkan kaidah lingkungan.

"Harusnya cukup dirampingkan cabang dan rantingnya untuk meminimalkan risiko roboh/ambruk dan menimpa kendaraan atau warga yang tengah melintas. Tidak asal tebang seeprti itu," kata Direktur Pusat Pendidikan Lingkungan Hidup Mangkubumi Muhammad Ichwan di Tulungagung, Minggu.

Menurut Ichwan, sejumlah pohon yang tumbang dan sempat mengganggu arus lalu lintas atau bahkan menimpa kendaraan, rata-rata umurnya belum terlalu tua.

"Hasil pantauan kami pohon-pohon yang tumbang itu disebabkan akarnya tidak menghujam ke dalam tanah," ujarnya.

Ichwan mengaku tahu betul bagaimana sejarah penanaman puluhan pohon trembesi itu sekitar 10 tahun lalu.

"Dulu Pemkab Tulungagung menanam pohon trembesi sudah dalam kondisi besar, tanaman lebih dari dua tahun ditanam dipinggr jalan kota sehingga akarnya tidak menghujam ke dalam tanah. Itu yang membuat tanaman keras ini rapuh (mudah ambruk) saat diterpa angin kencang," tuturnya.

Ia mengingatkan bahwa pemerintah daerah tidak hanya berkewajiban menanam, tapi juga merawat agar pohon-pohon besar itu tidak merugikan masyarakat.

Karenanya, lanjut Ichwan, PPLH Mangkubumi mendesak Bupati Tulungagung Syahri Mulyo agar bisa memaksimalkan ruang terbuka hijau dimaksud.

"Saat ini lahan untuk RTH di seputar Kota Tulungagung tidak sebanding dengan polusi yang dihasilkan. Solusi ini penting agar suplai oksigen memadai," ucap Ichwan.

Kabag Humas Pemkab Tulungagung Sudarmaji mengatakan penebangan pohon di pinggir jalan maupun beberapa fasilitas umum dilakukan oleh Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Cipta Karya dengan pertimbangan dan masukan lebih dulu dari Kantor Lingkungan Hidup setempat.

"Tujuannya untuk mengurangi risiko pohon tumbang yang bisa membahayakan masyarakat, khususnya pengguna jalan," katanya.(*)

Pewarta: Destyan H. Sujarwoko

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017