Jember (Antarajatim) - Bank Indonesia (BI) Jawa Timur bersama Pemerintah Provinsi Jawa Timur akan mengembangkan ekonomi pondok pesantren yang lebih baik, sehingga bisa memberikan dampak positif bagi perekonomian di provinsi setempat.

"Untuk mengembangkan perekoniam pesantren, ada beberapa jalur yakni pendekatan ekonomi syariah dan pemberdayaan masyarakat pesantren itu sendiri," kata Kepala Bank Indonesia (BI) Jawa Timur Difi Ahmad Johansyah usai seminar nasional tanggung jawab sosial, ekonomi, dan politik santri yang digelar Ikatan Alumni Pondok Pesantren Annuqayah di aula serbaguna Kantor BI Jember, Minggu.

Menurutnya Bank Indonesia terus mendorong pemerintah daerah dan seluruh pondok pesantren untuk memanfaatkan sumber daya manusia dan pengelolaan lahan yang dimiliki pesantren yang bersangkutan untuk pengembangan ekonomi.

"Kami akan berikan pelatihan industri berskala usaha mikro kecil menengah, sektor pertanian, dan peternakan yang dibarengi dengan pemanfaatan teknologi dan internet sebagai sarana promosi dan pemasaran bagi pesantren," tuturnya.

Di Jawa Timur, lanjut dia, pihak Bank Indonesia sudah melakukan penjajakan dengan 17 pesantren, sehingga diharapkan para santri bisa menjadi enterprenuer yang bisa mengembangkan bisnisnya dengan prinsip ekonomi syariah.

"Potensi pesantren sangat besar karena rata-rata santri di pesantren sebanyak 10.000 hingga 20.000 orang, sehingga kalau hal itu dikelola secara ekonomi maka dampaknya akan bagus itu," katanya.

Sementara Wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf menyambut baik upaya Bank Indonesia dalam mengembangkan ekonomi syariah dan melatih santri untuk menjadi wirausaha yang mandiri.

"Kita dorong pesantren supaya bisa mengembangkan ekonominya dengan baik, industri-industri usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di pesantren hingga bisa menciptakan lapangan pekerjaan," ucap Wagub Jatim yang akrab dipanggil Gus Ipul itu.

Ia mengatakan langkah BI sangat tepat sekali untuk mendorong pesantren-pesantren dengan menyiapkan para santri-santrinya untuk pelopor di dunia bisnis.

Hal senada juga disampaikan oleh Wakil Bupati Jember A. Muqit Arief mengatakan pengembangan potensi ekonomi di pesantren akan dimulai koperasi pesantren yang sudah didata oleh Pemkab Jember.

"Faktor pengembangan ekonomi di pesantren tidak hanya permodalan, namun sumber daya manusia juga masih kurang. Ke depan saya berharap koperasi pesantren bisa maju seperti toko modern berjaringan," katanya.(*)


Pewarta: Zumrotun Solichah

Editor : Akhmad Munir


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017