Kediri (Antara Jatim) - Sebanyak 22 orang warga Kota Kediri ditemukan menderita penyakit kusta
dan saat ini masih dalam pantauan petugas medis (kesehatan) daerah itu.
"Sejak tahun 2011, penderita kusta ini sudah ditemukan, bahkan pada 2012 menjadi puncak jumlah terbanyak penderita kusta baru, yakni mencapai sembilan penderita, namun sekarang sudah menurun drastis," Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kota Kediri Rizal Amin di Kediri, Jawa Timur, Jumat.
Ia menyebutkan pada 2011 jumlah penderita kusta sebanyak empat orang. Pada 2012 memang ditemukan sembilan pasien yang menderita penyakit kusta. Tahun 2013 turun menjadi dua orang, 2014 satu orang, 2015 naik lagi menjadi tiga orang, dan 2016 tiga orang.
Ia mengakui pasien kusta pada saat ditemukan kondisinya beragam. Mereka tetap mendapatkan perawatan medis dari tim puskesmas sesuai daerah mereka tinggal.
Jika sudah parah, akan dirujuk ke rumah sakit kusta. Di Kediri, terdapat rumah sakit milik Provinsi Jatim yang khusus merawat penyakit kusta.
Rizal mengatakan penularan penyakit kusta tidak sama dengan penyakit lainnya. Rentang waktu penularannya lebih lama. Penyakit ini juga ada dua tipe, yakni kusta kering maupun basah.
Untuk kusta kering, di tubuh pasien akan terdapat bercak keputihan seperti panu, permukaan bercak kering, kasar, tidak berkeringat dan mati rasa. Selain itu, bercak timbul pada 1-5 tempat, terjadi kerusakan saraf tepi pada satu tempat, namun tidak menular.
Berbeda dengan tipe kusta basah. Ciri jenis penyakit ini, timbul bercak putih kemerahan menyerupai kadas, terjadi penebalan dan pembengkakan pada bercak.
Untuk bercak, timbul pada lebih dari lima tempat, terdapat banyak kerusakan saraf tepi dan hasil pemeriksaan penyakit tipe ini sangat mudah menular.
Untuk pengobatan kusta, tim medis biasanya memberikan program MDT (multi drug therapy), yaitu pengobatan dengan beberapa macam obat yang telah direkomendasikan. Obat itu ada yang untuk dewasa dan anak-anak.
Mengkonsumsi obat tersebut juga membutuhkan waktu yang cukup lama, yaitu diminum hingga pengobatan enam bulan. Bahkan, untuk kusta tipe basah, pengobatan lebih lama lagi, hingga 12 bulan.
Rizal meminta agar setiap orang yang mengalami gejala mirip penyakit kusta segera memeriksakan diri ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat. Pemerintah juga menyediakan pengobatan kusta di puskesmas.
"Penyakit ini menyerang kulit dan penyebarannya lama. Kami meminta warga tetap waspada, tapi bukan menjauhi penderita kusta, sebab dia tetap sahabat kita. Hanya saja hati-hati," urainya.(*)
"Sejak tahun 2011, penderita kusta ini sudah ditemukan, bahkan pada 2012 menjadi puncak jumlah terbanyak penderita kusta baru, yakni mencapai sembilan penderita, namun sekarang sudah menurun drastis," Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kota Kediri Rizal Amin di Kediri, Jawa Timur, Jumat.
Ia menyebutkan pada 2011 jumlah penderita kusta sebanyak empat orang. Pada 2012 memang ditemukan sembilan pasien yang menderita penyakit kusta. Tahun 2013 turun menjadi dua orang, 2014 satu orang, 2015 naik lagi menjadi tiga orang, dan 2016 tiga orang.
Ia mengakui pasien kusta pada saat ditemukan kondisinya beragam. Mereka tetap mendapatkan perawatan medis dari tim puskesmas sesuai daerah mereka tinggal.
Jika sudah parah, akan dirujuk ke rumah sakit kusta. Di Kediri, terdapat rumah sakit milik Provinsi Jatim yang khusus merawat penyakit kusta.
Rizal mengatakan penularan penyakit kusta tidak sama dengan penyakit lainnya. Rentang waktu penularannya lebih lama. Penyakit ini juga ada dua tipe, yakni kusta kering maupun basah.
Untuk kusta kering, di tubuh pasien akan terdapat bercak keputihan seperti panu, permukaan bercak kering, kasar, tidak berkeringat dan mati rasa. Selain itu, bercak timbul pada 1-5 tempat, terjadi kerusakan saraf tepi pada satu tempat, namun tidak menular.
Berbeda dengan tipe kusta basah. Ciri jenis penyakit ini, timbul bercak putih kemerahan menyerupai kadas, terjadi penebalan dan pembengkakan pada bercak.
Untuk bercak, timbul pada lebih dari lima tempat, terdapat banyak kerusakan saraf tepi dan hasil pemeriksaan penyakit tipe ini sangat mudah menular.
Untuk pengobatan kusta, tim medis biasanya memberikan program MDT (multi drug therapy), yaitu pengobatan dengan beberapa macam obat yang telah direkomendasikan. Obat itu ada yang untuk dewasa dan anak-anak.
Mengkonsumsi obat tersebut juga membutuhkan waktu yang cukup lama, yaitu diminum hingga pengobatan enam bulan. Bahkan, untuk kusta tipe basah, pengobatan lebih lama lagi, hingga 12 bulan.
Rizal meminta agar setiap orang yang mengalami gejala mirip penyakit kusta segera memeriksakan diri ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat. Pemerintah juga menyediakan pengobatan kusta di puskesmas.
"Penyakit ini menyerang kulit dan penyebarannya lama. Kami meminta warga tetap waspada, tapi bukan menjauhi penderita kusta, sebab dia tetap sahabat kita. Hanya saja hati-hati," urainya.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017