Surabaya (Antara Jatim) - Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya melakukan pendataan para siswa-siswi SMA/SMK yang tidak mampu atau kesulitan dalam pembiayaan SPP di sekolahnya.

"Data hasil verifikasi tersebut nantinya berguna untuk rujukan data di Pemprov Jatim. Agar saat dilakukan verifikasi oleh Pemprov, maka semua data yang diberikan oleh Pemkot Surabaya benar adanya," ujar Kepala Bagian Administrasi Kesejahteraan Rakyat Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya, Imam Siswandi, ketika mengumpulkan para camat dan lurah di Pemkot Surabaya, Rabu.

Menurut dia, pendataan ini bertujuan untuk melakukan verifikasi pada warga sehingga nantinya menjadi rujukan yang tepat bagi Pemerintah Provinsi Jawa Timur karena saat dilakukan pendataan, terdapat tujuh nama yang hasilnya kurang tepat.

Oleh karena itu, lanjut dia, Pemkot Surabaya melakukan verifikasi terhadap hasil pendataan tersebut. "Data hasil verifikasi tersebut nantinya berguna untuk rujukan data di Pemprov Jatim. Agar saat dilakukan verifikasi oleh Pemprov, semua data yang diberikan oleh Pemkot Surabaya benar adanya," ujar Imam Siswandi.

Imam menambahkan batas waktu pengumpulan verifikasi ini pada Senin 6 Februari mendatang. Alurnya, setelah dilakukan verifikasi ulang oleh camat dan lurah, data tersebut akan diserahkan kembali ke Bagian Administrasi Kesra. Selanjutnya, data tersebut akan dicek kembali oleh Wali Kota Surabaya.

"Setelah data tersebut siap, akan diberikan surat pengantar ke Gubernur Jatim. Nantinya dalam pengantar itu, kita berikan data bahwa ada sekian ribu orang yang menyatakan tidak mampu bayar sekolah. Untuk selanjutnya agar ditindaklanjuti oleh Gubernur Jatim," kata mantan Kabag Pemerintahan dan Otoda itu.

Untuk ukuran keluarga tidak mampu, tampilan fisik rumah dan pendapatan keluarga, akan menjadi salah satu parameter yang dipertimbangkian. Hal itu disamping data keluarga miskin (Gakin) yang sudah dimiliki oleh Pemkot Surabaya melalui program Mitra Warga.

"Untuk program Mitra Warga, Pemprov sudah menyetujui untuk mengambil kebijakan tersebut. Sehingga siswa tidak dipungut biaya. Namun kita juga sajikan data di luar mitra warga yang ternyata masih ada warga kurang mampu," jelas Imam.

Bagi warga kurang mampu di luar Mitra Warga, kata Imam, ketika SPP gratis tidak menjadi masalah. Namun saat ini, ketika SPP SMA/SMK berbayar, itu menjadi persoalan.

Oleh karena itu, Imam Siswandi menekankan kepada semua camat dan lurah untuk melakukan verifikasi pendataan dengan teliti. Harapannya, tidak ada lagi kesalahan ketika data telah sampai di meja Pemprov Jatim.(*)

Pewarta: Abdul Hakim

Editor : Endang Sukarelawati


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017