Surabaya (Antara Jatim) - Universitas Narotama (Unnar) Surabaya menggelar kompetisi debat hukum "H.R Djoko Soemadijo Awards" antar Perguruan Tinggi se-Jawa Timur, Rabu dan Kamis, 25-26 Januari 2017.
Kepala Program Studi Magister Hukum Universitas Narotama, Dr Rusdianto Sesung, Rabu di Surabaya mengatakan, awal mula kompetisi ini digagas adalah untuk memberikan wadah bagi mahasiswa untuk mengembangkan pemikiran mereka dalam hal kebangsaan dan kenegaraan.
"Jadi kebenaran hukum itu dibutuhkan penafsiran. Dalam penafsiran itu dibutuhkan adanya perdebatan. Selain itu kompetisi ini digelar sekaligus memperingati rangkaian Dies Natalis Narotama yang ke-36," katanya.
Selain itu, kompetisi ini sebagai bagian dari launching H.R Djoko Soemadijo Institut dan dimana Rusdiantomenjadi direkturnya.
Dia menambahkan dalam debat nanti, semua masalah kebangsaan dan kenegaraan yang aktual telah dirangkung dan menjadi mosi atau topik debatnya.
"Yang menjadi tema dalam final nanti adalah Presidential Treshold," ujarnya.
Tahun depan, kata dia, Unnar akan menggelar kompetisi dengan peserta dari perguruan tinggi nasional dengan mengundang perwakilan dari Sumatera hingga Papua. "Nanti akan kita siapkan akomodasi serta hotel, semua gratis," katanya.
Hakim Agung Dr Sunarto SH MH yang hadir dalam pembukaan megapresiasi kompetisi yang digelar Unnar tersebut. Bagi dia, kompetisi seperti ini perlu untuk melatih mahasiswa Fakultas Hukum untuk mengeluarkan pemikiran-pemikiran yang berdasarkan analisis dan tidak hanya debat kusir.
"Kehidupan dunia hukum sejatinya adalah perdebatan itu sendiri. Kalau kita sudah terlatih akan timbul pakar-pakar, praktisi hukum yang mumpuni dan kredibel. Itu hal yang harus ada bagi insan hukum," katanya.
Tidak kalah pentingnya adalah integritas. Bangsa dan negara sudah diurus oleh para pakar hukum. Mereka ada di semua lini. Tapi masih saja terjadi pelanggaran-pelanggaran hukum. Itu bukan karena mereka tidak tahu hukum tapi kurangnya integritas.
Itu adalah dua hal yang tidak bisa ditinggalkan. Menurut saya intelektualitas harus menyatu dengan integritas. Kalau hanya mengandalkan intelektualitas saja, masalah tidak akan selesai.
Rencanannya pada final tanggal 26 Januari, 11 pimpinan parpol akan datang pada debat. Selain itu juga hadir Ketua DPRD Surabaya, Ir Armuji. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017
Kepala Program Studi Magister Hukum Universitas Narotama, Dr Rusdianto Sesung, Rabu di Surabaya mengatakan, awal mula kompetisi ini digagas adalah untuk memberikan wadah bagi mahasiswa untuk mengembangkan pemikiran mereka dalam hal kebangsaan dan kenegaraan.
"Jadi kebenaran hukum itu dibutuhkan penafsiran. Dalam penafsiran itu dibutuhkan adanya perdebatan. Selain itu kompetisi ini digelar sekaligus memperingati rangkaian Dies Natalis Narotama yang ke-36," katanya.
Selain itu, kompetisi ini sebagai bagian dari launching H.R Djoko Soemadijo Institut dan dimana Rusdiantomenjadi direkturnya.
Dia menambahkan dalam debat nanti, semua masalah kebangsaan dan kenegaraan yang aktual telah dirangkung dan menjadi mosi atau topik debatnya.
"Yang menjadi tema dalam final nanti adalah Presidential Treshold," ujarnya.
Tahun depan, kata dia, Unnar akan menggelar kompetisi dengan peserta dari perguruan tinggi nasional dengan mengundang perwakilan dari Sumatera hingga Papua. "Nanti akan kita siapkan akomodasi serta hotel, semua gratis," katanya.
Hakim Agung Dr Sunarto SH MH yang hadir dalam pembukaan megapresiasi kompetisi yang digelar Unnar tersebut. Bagi dia, kompetisi seperti ini perlu untuk melatih mahasiswa Fakultas Hukum untuk mengeluarkan pemikiran-pemikiran yang berdasarkan analisis dan tidak hanya debat kusir.
"Kehidupan dunia hukum sejatinya adalah perdebatan itu sendiri. Kalau kita sudah terlatih akan timbul pakar-pakar, praktisi hukum yang mumpuni dan kredibel. Itu hal yang harus ada bagi insan hukum," katanya.
Tidak kalah pentingnya adalah integritas. Bangsa dan negara sudah diurus oleh para pakar hukum. Mereka ada di semua lini. Tapi masih saja terjadi pelanggaran-pelanggaran hukum. Itu bukan karena mereka tidak tahu hukum tapi kurangnya integritas.
Itu adalah dua hal yang tidak bisa ditinggalkan. Menurut saya intelektualitas harus menyatu dengan integritas. Kalau hanya mengandalkan intelektualitas saja, masalah tidak akan selesai.
Rencanannya pada final tanggal 26 Januari, 11 pimpinan parpol akan datang pada debat. Selain itu juga hadir Ketua DPRD Surabaya, Ir Armuji. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017