Bondowoso (Antara Jatim) - Dokter Spesialis di RSUD Koesnadi Bondowoso, Jawa Timur, kembali
berencana melakukan penuputupan layanan poli di rumah sakit milik Pemkab
setempat karena tuntutan penggantian direktur tidak ada tindak lanjut.
"Seluruh dokter spesialis yang berjumlah 22 orang sebelumnya sudah sepakat berkirim surat kepada Bupati Amin Said Husni dan berencana melakukan aksi keprihatinan setelah surat pernyataan sikap yang dilayangkan pada 9 Januari 2017 tidak mendapat tanggapan," ujar salah seorang Dokter Spesialis RSUD Koesnadi Bondowoso dr. Yusdeny Lanasakti di Bondowoso, Selasa.
Ia mengemukakan, karena tidak ada solusi apa yang menjadi tuntutannya para dokter spesialis itu akan melakukan aksi keprihatinan yang rencananya akan berlangsung tiga hari mulai pada 25-27 Januari 2017.
Sedangkan pelayanan poli dan layanan rawat jalan, katanya, nantinya ditutup dan selama aksi keprihatinan berlangsung layanan juga dialihkan ke rumah sakit lainnya di Bondowoso.
"Surat pernyataan sikap yang kami kirim ke bupati salah satu poin tuntutannya yakni mengganti direktur rumah sakit tidak mendapatkan respon sehingga seluruh dokter spesialis disini menindaklanjutinya dengan melakukan aksi keprihatinan," katanya.
Kendati layanan poli akan ditutup, lanjut Yusdeny, saat melakukan aksi keprihatinan oleh dokter alternatif layanan poli sudah disiapkan dengan menginformasikan kepada pasien dan diarahkan ke rumah sakit swasta lainnya.
Menurutnya, layanan pasien poli yang menggunakan BPJS akan arahkan ke RS Bhayangkara dan juga meminta dokter-dokter yang ada di puskesmas supaya tidak mengirimkan pasien ke RSUD Koesnadi saat melakukan aksi keprihatinan.
"Perlu diketahui meskipun melakukan aksi keprihatinan tetapi kami juga tetap mengutamakan keselamatan pasien," ucapnya.
Sementara Direktur RSUD Koesnadi Bondowoso dr. Agus Sudardjito mengatakan aksi keprihatinan yang rencananya melakukan menutup layanan sangat disayangkan karena tentunya akan mengganggu pelayananan kepada masyarakat.
"Sebenarnya hal-hal seperti ini dapat didiskusikan bersama di internal untuk mencari solusinya. Kalau tuntutan para dokter menginginkan saya diganti saya serahkan kepada bupati," katanya.
Ia menambahkan, permasalahan antara puluhan dokter spesialis dan manajemen rumah sakit salah satunya adalah dalam tuntutannya juga meminta jasa medis ditinjau kembali. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017
"Seluruh dokter spesialis yang berjumlah 22 orang sebelumnya sudah sepakat berkirim surat kepada Bupati Amin Said Husni dan berencana melakukan aksi keprihatinan setelah surat pernyataan sikap yang dilayangkan pada 9 Januari 2017 tidak mendapat tanggapan," ujar salah seorang Dokter Spesialis RSUD Koesnadi Bondowoso dr. Yusdeny Lanasakti di Bondowoso, Selasa.
Ia mengemukakan, karena tidak ada solusi apa yang menjadi tuntutannya para dokter spesialis itu akan melakukan aksi keprihatinan yang rencananya akan berlangsung tiga hari mulai pada 25-27 Januari 2017.
Sedangkan pelayanan poli dan layanan rawat jalan, katanya, nantinya ditutup dan selama aksi keprihatinan berlangsung layanan juga dialihkan ke rumah sakit lainnya di Bondowoso.
"Surat pernyataan sikap yang kami kirim ke bupati salah satu poin tuntutannya yakni mengganti direktur rumah sakit tidak mendapatkan respon sehingga seluruh dokter spesialis disini menindaklanjutinya dengan melakukan aksi keprihatinan," katanya.
Kendati layanan poli akan ditutup, lanjut Yusdeny, saat melakukan aksi keprihatinan oleh dokter alternatif layanan poli sudah disiapkan dengan menginformasikan kepada pasien dan diarahkan ke rumah sakit swasta lainnya.
Menurutnya, layanan pasien poli yang menggunakan BPJS akan arahkan ke RS Bhayangkara dan juga meminta dokter-dokter yang ada di puskesmas supaya tidak mengirimkan pasien ke RSUD Koesnadi saat melakukan aksi keprihatinan.
"Perlu diketahui meskipun melakukan aksi keprihatinan tetapi kami juga tetap mengutamakan keselamatan pasien," ucapnya.
Sementara Direktur RSUD Koesnadi Bondowoso dr. Agus Sudardjito mengatakan aksi keprihatinan yang rencananya melakukan menutup layanan sangat disayangkan karena tentunya akan mengganggu pelayananan kepada masyarakat.
"Sebenarnya hal-hal seperti ini dapat didiskusikan bersama di internal untuk mencari solusinya. Kalau tuntutan para dokter menginginkan saya diganti saya serahkan kepada bupati," katanya.
Ia menambahkan, permasalahan antara puluhan dokter spesialis dan manajemen rumah sakit salah satunya adalah dalam tuntutannya juga meminta jasa medis ditinjau kembali. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017