Madiun (Antara Jatim) - Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Madiun, Jawa Timur, merawat sebanyak
237 pasien penyakit demam berdarah (DB) sejak Maret hingga pertengahan
Desember 2016.
Kasi Pelayanan Medik RSUD Kota Madiun drg Priyo Raharjo di Madiun, Kamis mengatakan dari total 237 pasien DB yang rawat inap tersebut, sebanyak 165 pasien diantaranya berasal dari Kota Madiun.
"Sisanya warga daerah tetangga, seperti dari Kabupaten Madiun, Ponorogo, Magetan, dan Ngawi," ujar Priyo Raharjo kepada wartawan.
Untuk pasien yang berasal dari Kota Madiun bervariasi mulai dari anak-anak hingga dewasa. Untuk pasien anak, rata-rata masih berusia 0-15 tahun. Sedangkan dewasa usia 20 hingga 40 tahun.
"Ada yang masuk rumah sakit setempat melalui instalasi gawat darurat (IGD), tapi ada juga yang rujukan," kata dia.
Ia menjelaskan kebanyakan pasien saat masuk rumah sakit mengalami demam tinggi lebih dari 38 derajat selcius. Mereka juga mual, pusing, nyeri perut, dan penurunan trombosit dari angka normal 150 ribu.
Karena itu, ia meminta warga harus waspada saat mengalami gejala di atas lebih dari dua hari, maka harus segera dibawa ke klinik atau layanan kesehatan terdekat.
Pihaknya memperkirakan awal tahun 2017 masih akan terjadi peningkatan jumlah penderita DB, karena bulan Desember-Januari curah hujan sangat tinggi.
Masyarakat terus diimbau waspada. Khususnya, dalam menjaga kebersihan lingkungan sekitarnya. Harus rutin menerapkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS), melaksanakan pemberantasan sarang nyamuk, dan 3M plus (mengubur, menutup, dan menguras bak penampungan air).
Selain itu, juga perlu menggunakan obat antinyamuk saat tidur atau beraktivitas pada pagi, siang, dan sore hari. Biasanya yang diwaspadai adalah jam tidur balita.
Dengan upaya pencegahan tersebut, diharapkan sebaran penyakit demam berdarah dapat ditekan, di samping upaya fogging atau pengasapan yang dilakukan Dinas Kesehatan Kota Madiun di wilayah kelurahan paling banyak penyebaran. Di antaranya di Kelurahan Nambangan Kidul. (*)
Kasi Pelayanan Medik RSUD Kota Madiun drg Priyo Raharjo di Madiun, Kamis mengatakan dari total 237 pasien DB yang rawat inap tersebut, sebanyak 165 pasien diantaranya berasal dari Kota Madiun.
"Sisanya warga daerah tetangga, seperti dari Kabupaten Madiun, Ponorogo, Magetan, dan Ngawi," ujar Priyo Raharjo kepada wartawan.
Untuk pasien yang berasal dari Kota Madiun bervariasi mulai dari anak-anak hingga dewasa. Untuk pasien anak, rata-rata masih berusia 0-15 tahun. Sedangkan dewasa usia 20 hingga 40 tahun.
"Ada yang masuk rumah sakit setempat melalui instalasi gawat darurat (IGD), tapi ada juga yang rujukan," kata dia.
Ia menjelaskan kebanyakan pasien saat masuk rumah sakit mengalami demam tinggi lebih dari 38 derajat selcius. Mereka juga mual, pusing, nyeri perut, dan penurunan trombosit dari angka normal 150 ribu.
Karena itu, ia meminta warga harus waspada saat mengalami gejala di atas lebih dari dua hari, maka harus segera dibawa ke klinik atau layanan kesehatan terdekat.
Pihaknya memperkirakan awal tahun 2017 masih akan terjadi peningkatan jumlah penderita DB, karena bulan Desember-Januari curah hujan sangat tinggi.
Masyarakat terus diimbau waspada. Khususnya, dalam menjaga kebersihan lingkungan sekitarnya. Harus rutin menerapkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS), melaksanakan pemberantasan sarang nyamuk, dan 3M plus (mengubur, menutup, dan menguras bak penampungan air).
Selain itu, juga perlu menggunakan obat antinyamuk saat tidur atau beraktivitas pada pagi, siang, dan sore hari. Biasanya yang diwaspadai adalah jam tidur balita.
Dengan upaya pencegahan tersebut, diharapkan sebaran penyakit demam berdarah dapat ditekan, di samping upaya fogging atau pengasapan yang dilakukan Dinas Kesehatan Kota Madiun di wilayah kelurahan paling banyak penyebaran. Di antaranya di Kelurahan Nambangan Kidul. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016