Bojonegoro (Antara Jatim) - Pertamina EP Asset Field 4 Cepu, Jawa Tengah, menduga kebocoran pipa minyak milik PT Geo Cepu Indonesia (GCI) di Desa Kawengan, Kecamatan Kedewan, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, disebabkan unsur sabotase.

"Sesuai laporan yang kami terima dari pihak GCI bahwa bocornya pipa minyak diduga ada unsur sabotase," kata Manajer Pertamina EP Asset 4 Field Cepu, Jawa Tengah, Agus Amperiyanto, Rabu.

Dari foto pipa minyak yang bocor itu, menurut dia, kebocoran pipa distribusi minyak mentah milik PT GCI di "trunkline" Kawengan, Kecamatan Kedewan, menggambarkan ada bekas digergaji.

"Kebocoran pipa diketahui Senin (19/12) sekitar pukul 07.00 WIB," jelas dia.

Menurut dia, setelah diketahui ada pipa minyak bocor, personel GCI langsung melakukan penanganan penghentian pemompaan minyak sekaligus melakukan pengangkatan minyak yang tumpah.

"Terjadinya kebocoran pipa distribusi minyak mentah milik GCI jelas ada unsur kesengajaan, karena faktor adanya penertiban penambangan sumur minyak tua," katanya menegaskan.

Sebelumnya, kata dia, Pertamina EP Asset Field 4 Cepu, telah melakukan pengambilalihan sejumlah sumur minyak yang dikelola warga untuk kemudian dikelola PT GCI berdasarkan kontrak sama operasi (KSO).

"Pihak GCI juga sudah melaporkan kejadian itu kepada polisi," ucapnya.

Camat Kedewan, Bojonegoro Muchtarom menjelaskan kebocoran pipa minyak milik PT GCI itu mengakibatkan sawah warga seluas 2 hektare terkena tumpahan minyak. Di area sawah tersebut terdapat tanaman padi dengan usia sekitar 10 hari.

"Sampai sekarang ini masih ada petugas di lapangan yang melakukan pembersihan minyak yang tumpah di sawah," ucapnya.

Dari hasil koordinasi dengan GCI, katanya, perbaikan pipa minyak yang bocor membutuhkan waktu sekitar lima hari.

"Kami juga meminta GCI memberikan kompensasi kepada warga yang sawahnya terkena tumpahan minyak, tetapi masih belum ada jawaban," tuturnya.

Ia menambahkan minyak mentah yang keluar dari pipa yang bocor itu juga masuk ke Kali Gandong, di Kecamatan Kadewan.

"Minyak mentah yang masuk ke Kali Gandong menjadi rebutan warga," paparnya. (*)

Pewarta: Slamet Agus Sudarmojo

Editor : Endang Sukarelawati


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016