Malang, (Antara Jatim) - Banyak cara dilakukan pemerintah daerah untuk mengurangi tingkat kemiskinan di daerahnya, tak terkecuali Kota Malang, Jawa Timur yang menerapkan program berbeda dengan daerah-daerah lainnya, bahkan program itu diklaim sebagai satu-satunya di Indonesia.
Program pengentasan kemiskinan yang digagas Pemkot Malang bersama Kementerian Sosial (Kemensos) itu memang belum menyentuh seluruh lapisan masyarakat yang berkategori kurang mampu (miskin).
Namun, mampu memberikan peluang menjanjikan sebagai bekal untuk menyambung hidup bersama keluarga masing-masing.
Untuk merealisasikan program pengentasan kemiskinan di kota berpenduduk sekitar satu juta jiwa itu, Pemkot Malang harus menyiapkan lahan cukup luas untuk membuka kawasan baru yang mampu menampung puluhan kepala keluarga (KK).
Kawasan baru yang jauh dari hiruk pikuk perkotaan itu berlokasi di daerah pelosok di Kelurahan Tlogowaru, Kecamatan Kedungkandang, dan diberi nama "Desaku Menanti".
Penghuni Desaku Menanti itupun bukan warga masyarakat miskin pada umumnya, namun ada kekhususan yang mungkin di daerah lainnya belum ada, yakni warga eks-gelandangan dan pengemis yang selama ini beropearsi di wilayah Kota Malang selama bertahun-tahun dan tidak memiliki tempat tinggal.
Memang, tidak banyak warga eks gelandangan dan pengemis yang mendapatkan kesempatan emas bisa terentaskan dari "profesinya" itu, hanya 40 KK.
Sebelum menempati rumah barunya yang diberi hadiah dari Kemensos, mereka juga dibekali dengan berbagai keterampilan, seperti perbengkelan dan kreativitas untuk mengolah beragam produk agar memiliki nilai ekonomi tinggi untuk bekal hidup mandiri dan meninggalkan jalanan.
Selain digembleng berbagai keterampilan, warga eks-gelandangan dan pengemis yang ditampung di kawasan Desaku Menanti itu juga diberikan bekal religi sebagai bekal mental spiritualnya.
Sebenarnya, sebelum mereka menghasilkan dan mampu menopang perekonomian sendiri, mereka juga diberikan jaminan hidup sebesar Rp260 ribu per bulan/KK serta "vocational training" yang setara Rp1 juta.
Program Desaku Menanti merupakan salah satu program Kementerian Sosial (Kemensos) RI bekerja sama dengan Pemkot malang dalam upayanya mengentaskan kemiskinan. Dan, yang menjadi bidikan pertama Kemensos adalah para gelandangan dan pengemis yang tidak memiliki tempat tinggal.
Oleh karena itu, Kemensos melalui program Desaku Menanti juga memberikan fasilitas rumah sangat sederhana serta berbagai keterampilan untuk menopang kebutuhan hidupnya setelah tidak lagi hidup di jalanan, bahkan pengetahuan dan keterampilan yang diajarkan para petugas dari Dinas Sosial (Dinsos) Kota Malang itu sudah menghasilkan dan mampu menopang perekonomian mereka.
Keterampilan membuat berbagai produk makanan (camilan) maupun pembuatan kerajinan dari bahan-bahan sederhana juga sudah menghasilkan, meski masih dipasarkan di sekitar lokasi Desaku Menanti dengan konsumen warga sekitar.
Yang menjadi kendala pemasaran produk-produk mereka adalah akses kendaraan karena lokasi Desaku Menanti berada di pinggiran Kota Malang yang jauh hiruk pikuk kota dan tidak ada angkutan umum yang melintasi kawasan itu. Bahkan, untuk mencapai lokasi Desaku Menanti harus melewati "hutan" dan perkebunan tebu, meski lahannya tidak terlalu luas.
Destinasi Wisata
Selain untuk mengurangi angka kemiskinan dan memberdayakan para gelandangan serta pengemis, ke depan program Desaku Menanti juga disetting sebagai destinasi wisata yang menjanjikan bagi wisatawan. Untuk membangun perkampungan di Desaku Menanti tersebut, dibutuhkan anggaran sebesar Rp1,2 miliar. Dan, untuk setiap rumah yang dibangun memiliki indeks pembangunan sebesar Rp30 juta.
Desaku Menanti merupakan sebuah desa baru yang memiliki karakteristik yang sangat unik. Kampung itu diberi nama kampung Kesetiakawanan Sosial Marga Mulyo melayani tanpa diskriminasi dan berlokasi di Jalan Jabal Nur, Dusun Baran, Kelurahan Tlogowaru, Kecamatan Kedungkandang, Kota Malang.
Keunikan kampung itu dihiasi dengan berbagai coretan khas yang beraneka ragam dan didalamnya juga tersimpan banyak kreativitas yang menakjubkan.
Desa hasil kerja sama Dinas Sosial (Dinsos), Kemensos dan Pemerintah Kota Malang, serta beberapa pemangku kebijakan terkait ini memang tak hanya bertujuan mengentaskan para gelandangan dan pengemis semata, melainkan juga difokuskan untuk menarik banyak wisatawan untuk berkunjung.
Tak hanya perkampungan unik yang ditawarkan, tetapi pemandangan dan kesejukan di sepanjang jalan menuju desa tersebut juga menjadi satu keindahan tersendiri. Apalagi, disambut dengan senyum dan sapa ramah warga di kawasan itu.
Ke depan, secara bertahap Desaku Menanti bakal dijadikan salah satu destinasi wisata baru yang melengkapi destinasi wisata yang sudah ada, seperti Kampung Warna Warni, "Kampung 3G" dan kampung-kampung tematik lainnya, termasuk kampung tematik yang saat ini sedang dilombakan desain dan temanya.
Lokasi Desaku Menanti memang jauh dari hiruk pukuk "wajah" perkotaan, namun akses jalan sudah cukup bagus serta banyak keindahan dan kedamaian yang ditawarkan di sepanjang jalan menuju kawasan itu.
Pemkot Malang, secara bertahap juga akan menambah fasilitas lainnya, termasuk aksesoris kawasan untuk menarik arus kunjungan wisatawan, baik lokal maupun mancanegara.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016
Program pengentasan kemiskinan yang digagas Pemkot Malang bersama Kementerian Sosial (Kemensos) itu memang belum menyentuh seluruh lapisan masyarakat yang berkategori kurang mampu (miskin).
Namun, mampu memberikan peluang menjanjikan sebagai bekal untuk menyambung hidup bersama keluarga masing-masing.
Untuk merealisasikan program pengentasan kemiskinan di kota berpenduduk sekitar satu juta jiwa itu, Pemkot Malang harus menyiapkan lahan cukup luas untuk membuka kawasan baru yang mampu menampung puluhan kepala keluarga (KK).
Kawasan baru yang jauh dari hiruk pikuk perkotaan itu berlokasi di daerah pelosok di Kelurahan Tlogowaru, Kecamatan Kedungkandang, dan diberi nama "Desaku Menanti".
Penghuni Desaku Menanti itupun bukan warga masyarakat miskin pada umumnya, namun ada kekhususan yang mungkin di daerah lainnya belum ada, yakni warga eks-gelandangan dan pengemis yang selama ini beropearsi di wilayah Kota Malang selama bertahun-tahun dan tidak memiliki tempat tinggal.
Memang, tidak banyak warga eks gelandangan dan pengemis yang mendapatkan kesempatan emas bisa terentaskan dari "profesinya" itu, hanya 40 KK.
Sebelum menempati rumah barunya yang diberi hadiah dari Kemensos, mereka juga dibekali dengan berbagai keterampilan, seperti perbengkelan dan kreativitas untuk mengolah beragam produk agar memiliki nilai ekonomi tinggi untuk bekal hidup mandiri dan meninggalkan jalanan.
Selain digembleng berbagai keterampilan, warga eks-gelandangan dan pengemis yang ditampung di kawasan Desaku Menanti itu juga diberikan bekal religi sebagai bekal mental spiritualnya.
Sebenarnya, sebelum mereka menghasilkan dan mampu menopang perekonomian sendiri, mereka juga diberikan jaminan hidup sebesar Rp260 ribu per bulan/KK serta "vocational training" yang setara Rp1 juta.
Program Desaku Menanti merupakan salah satu program Kementerian Sosial (Kemensos) RI bekerja sama dengan Pemkot malang dalam upayanya mengentaskan kemiskinan. Dan, yang menjadi bidikan pertama Kemensos adalah para gelandangan dan pengemis yang tidak memiliki tempat tinggal.
Oleh karena itu, Kemensos melalui program Desaku Menanti juga memberikan fasilitas rumah sangat sederhana serta berbagai keterampilan untuk menopang kebutuhan hidupnya setelah tidak lagi hidup di jalanan, bahkan pengetahuan dan keterampilan yang diajarkan para petugas dari Dinas Sosial (Dinsos) Kota Malang itu sudah menghasilkan dan mampu menopang perekonomian mereka.
Keterampilan membuat berbagai produk makanan (camilan) maupun pembuatan kerajinan dari bahan-bahan sederhana juga sudah menghasilkan, meski masih dipasarkan di sekitar lokasi Desaku Menanti dengan konsumen warga sekitar.
Yang menjadi kendala pemasaran produk-produk mereka adalah akses kendaraan karena lokasi Desaku Menanti berada di pinggiran Kota Malang yang jauh hiruk pikuk kota dan tidak ada angkutan umum yang melintasi kawasan itu. Bahkan, untuk mencapai lokasi Desaku Menanti harus melewati "hutan" dan perkebunan tebu, meski lahannya tidak terlalu luas.
Destinasi Wisata
Selain untuk mengurangi angka kemiskinan dan memberdayakan para gelandangan serta pengemis, ke depan program Desaku Menanti juga disetting sebagai destinasi wisata yang menjanjikan bagi wisatawan. Untuk membangun perkampungan di Desaku Menanti tersebut, dibutuhkan anggaran sebesar Rp1,2 miliar. Dan, untuk setiap rumah yang dibangun memiliki indeks pembangunan sebesar Rp30 juta.
Desaku Menanti merupakan sebuah desa baru yang memiliki karakteristik yang sangat unik. Kampung itu diberi nama kampung Kesetiakawanan Sosial Marga Mulyo melayani tanpa diskriminasi dan berlokasi di Jalan Jabal Nur, Dusun Baran, Kelurahan Tlogowaru, Kecamatan Kedungkandang, Kota Malang.
Keunikan kampung itu dihiasi dengan berbagai coretan khas yang beraneka ragam dan didalamnya juga tersimpan banyak kreativitas yang menakjubkan.
Desa hasil kerja sama Dinas Sosial (Dinsos), Kemensos dan Pemerintah Kota Malang, serta beberapa pemangku kebijakan terkait ini memang tak hanya bertujuan mengentaskan para gelandangan dan pengemis semata, melainkan juga difokuskan untuk menarik banyak wisatawan untuk berkunjung.
Tak hanya perkampungan unik yang ditawarkan, tetapi pemandangan dan kesejukan di sepanjang jalan menuju desa tersebut juga menjadi satu keindahan tersendiri. Apalagi, disambut dengan senyum dan sapa ramah warga di kawasan itu.
Ke depan, secara bertahap Desaku Menanti bakal dijadikan salah satu destinasi wisata baru yang melengkapi destinasi wisata yang sudah ada, seperti Kampung Warna Warni, "Kampung 3G" dan kampung-kampung tematik lainnya, termasuk kampung tematik yang saat ini sedang dilombakan desain dan temanya.
Lokasi Desaku Menanti memang jauh dari hiruk pukuk "wajah" perkotaan, namun akses jalan sudah cukup bagus serta banyak keindahan dan kedamaian yang ditawarkan di sepanjang jalan menuju kawasan itu.
Pemkot Malang, secara bertahap juga akan menambah fasilitas lainnya, termasuk aksesoris kawasan untuk menarik arus kunjungan wisatawan, baik lokal maupun mancanegara.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016