Malang (Antara Jatim) - Perum Bulog Divre Jawa Timur, menggalakkan operasi stabilisasi harga pangan, khususnya empat komoditas pokok, yakni beras, gula, minyak goreng, dan tepung terigu, menjelang perayaan Natal 2016 dan Tahun Baru 2017.
    
Kepala Perum Bulog Divre Jawa Timur, Witono di Batu, Senin mengemukakan mekanisme operasi stabilisasi harga saat ini berbeda dengan sebelumnya (operasi pasar), karena distribusi bahan pangan yang sebelum dijual langsung kepada masyarakat di sejumlah titik startegis,  sekarang melalui satgas operasi.
    
"Distribusi empat komoditas tersebut, sekarang melalui satgas operasi yang diteruskan ke rumah pangan kita (RPK) di tingkat rukun warga (RW), bahkan mekanisme sudah berjalan sejak September lalu," kata Witono di sela rapat evaluasi Perum Bulog se-Divre Jatim di Batu.
    
Saat ini, lanjutnya, di Jatim sudah ada 1.059 RPK yang siap mendistribusikan empat komoditas bahan pangan pokok tersebut. Harga jual keempat bahan pangan pokok yang ditangani RPK di tingkat RW itu juga harus sesuai harga eceran tertinggi (HET) dan tidak melebihi ketentuan dari Bulog.
    
Ia mencontohkan, harga beras medium dijual Rp7.800-Rp7.900/kg, gula pasir seharga Rp12.200-Rp12.300/kg, minyak goreng kemasan Bulog seharga Rp11.500/kg, dan tepung terigu seharga Rp7.500/kg. "Patokan harga ini tidak boleh dilanggar, bahkan kami terus melakukan pemantauan," urainya.
    
Lebih lanjut, Witono mengatakan mekanisme baru dengan melibatkan RW-Rw tersebut sebagai upaya untuk menghindari para spekulan dan membendung serbuan konsumen di titik lokasi penjualan empat komoditas tersebut.
    
Untuk menjalankan program operasi stabilisasi harga tersebut, katanya, pihaknya melakukannya secara mandiri karena tidak ada subsidi dari pemerintah melalui bantuan operasi angkutan (BOA). Namun demikian, harga jual empat komoditas tersebut tidak dinaikkan, tetap wajar dan terjangkau, bahkan di bawah rata-rata harga pasar.
    
"Ke depan, kami menargetkan jumlah RPK di seluruh Jatim mencapai 25 ribu agar mampu menjangkau wilayah pelosok agar masyarakat di wilayah itu juga merasakan harga komoditas pangan pokok itu di bawah harga pasar, sebab selama ini (operasi pasar) yang merasakan hanya masyarakat di perkotaan, sedangkan yang ada di pelosok belum terjangkau," paparnya.
    
Untuk mempercepat distribusi empat komoditas pangan penting itu dan mampu menjangkau wilayah pelosok, Bulog Jatim bakal menambah jumlah RPK sebanyak 7.000 pada tahun 2017, sehingga tiga atau empat tahun ke depan, seluruh RW di Jatim sudah memiliki RPK.
    
Menyinggung penjualan di titik-titik tertentu (on the spot) di setiap kota dan kabuapten, Witono mengatakan tetap ada, namun jumlahnya sudah tidak seperti sebelumnya, yakni hanya 101 titik. "Sambil berjalan dan terbentuknya RPK di seluruh RW, penjualandi titik-titik tertentu masih tetap dilakukan," kata Witono.(*)

Pewarta: Endang Sukarelawati

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016