Magetan (Antara Jatim) - Petugas Dinas Pertanian dan petani di Desa Durenan, Kecamatan Sidorejo, Kabupaten Magetan, Jawa Timur, melakukan pembasmian hama tikus yang menyerang tanaman ketela atau ubi jalar dengan cara fumigasi atau pengemposan. 

"Serangan hama tikus ini sudah terjadi selama setahun terakhir. Sudah berulang kali dibasmi, namun masih saja ada," ujar petani ubi jalar di desa setempat, Marno, kepada wartawan, Kamis.

Menurut dia, akibat serangan hama tikus tersebut, ubi jalar hasil panennya menurun hingga 50 persen. Kondisi tersebut jelas membuat petani mengalami kerugian. 

"Kami rugi cukup banyak karena tikus merusak dan memakan hasil tanaman yang siap panen. Hampir semua lahan ketela terkena hama tikus," kata dia.

Karena sudah sangat dipusingkan dengan serangan hama tersebut, petani lalu melapor ke Dinas Pertanian Magetan untuk membantu menanggulanginya.

Sementara, petugas penyuluh lapangan Dinas Pertanian Magetan, Tatik Arminayu mengatakan, pemasmian hama tikus dilakukan dengan cara fumigasi atau pengemposan dengan menggunakan bahan belerang

"Fumigasi atau pengemposan merupakan cara yang paling efektif untuk membasmi hama tikus. Dengan cara itu, diharapkan tikus bisa dibasmi hingga ke generasi berikutnya," kata Tatik.

Adapun fumigasi dilakukan dengan membuat lubang di sekitar sarang tikus, kemudian, lubang tersebut dimasuki obat belerang bakar yang telah dinyalakan. 

"Setelah itu, lubang tempat memasukkkan asap belerang tersebut ditutup langsung dengan tanah lumpur. Diharapkan, hama tikus dapat dikendalikan dengan cara tersebut," kata dia.

Adapun, obat belerang bakar yang digunakan untuk membasmi tikus tersebut merupakan bantuan gratis dari Dinas Pertanian setempat.

Seperti diketahui, ubi jalar merupakan salah satu komoditas unggulan di Magetan selain tanaman hortikultura di lereng Gunung Lawu. 

Data Dinas Pertanian Magetan mencatat, luas total lahan ubi jalar di Magetan tercatat mencapai 1.998 hektare yang tersebar di enam kecamatan, yakni Kecamatan Poncol, Magetan, Ngariboyo, Plaosan, Sidorejo, dan Panekan. Adapun jumlah produksi ubi jalar di wilayah setempat mencapai sekitar 810,119 kwintal per tahun. (*)
          

     

Pewarta: Louis Rika Stevani

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016