Surabaya, (Antara Jatim) - Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya dan Dewan Teknologi Informasi dan Komunikasi Nasional (Wantiknas), Kamis, di Rektorat ITS menggelar pertemuan guna membahas penerapan dan pengembangan "Smart City" di Indonesia.

"Dalam pertemuan ini kami berdialog, diskusi, dan juga mendapat pencerahan dari ITS ini terkait dengan penerapan Smart City di kota dan kabupaten di Indonesia," kata Ketua Tim Pelaksana Wantiknas, Garuda Sugardo.

Garuda menjelaskan, Smart City adalah sistim pemerintahan yang terintegrasi dan terpadu dengan memanfaatkan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). Selain itu, Smart City juga adalah alat bagi wali kota atau bupati untuk menjalankan roda pemerintahan berbasis TIK.

"Saat ini banyak kota di mana wali kota atau bupatinya berlomba-lomba untuk menerapkan Smart City. Tapi belum ada standarisasinya yang jelas dalam pengaturannya. Jadi antara satu kota dengan kota lain belum terintegrasi," ujarnya.

Garuda menambahkan, Smart City bersumber pada Peraturan Presiden (Perpres) No. 96 tahun 2014, di mana pita lebar Indonesia Broadband Plan akan diterapkan di seluruh Indonesia pada tahun 2019.

"Kota atau kabupaten yang menggunakan sistim ini nantinya, pemerintahan mereka akan berkomunikasi langsung dengan masyarakat. Masyarakat menggunakan 'smartphone' atau internet dan pemerintah menggunakan aplikasi," paparnya.

Namun, pihaknya tidak berupaya untuk melakukan standarisasi tapi ingin Smart City ini diterapkan sesuai dengan karakteristik daerah dan kearifan lokal, sehingga betul-betul efisien dan berdaya guna untuk masyarakat.

"Surabaya yang penerapan Smart City-nya sudah baik di bawah kepemimpinan Wali kota Tri Rismaharini dan ITS juga berperan besar di sana dalam pengembangan aplikasinya, pengembangan teknologinya dan juga pembangunan sumber daya manusianya," imbuhnya.

Dirinya menambahkan, ITS adalah salah satu dari empat perguruan tinggi besar di Pulau Jawa, selain UGM, ITB dan UI oleh Wantiknas dipilih sebagai perguruan tinggi untuk bisa mensosialisasikan dan juga membuat Smart City yang bersifat nasional.

"Dari pertemuan ini kami berharap standarisasi untuk Smart City supaya pelaksanaannya nanti efisien. Karena kalau tidak, terlalu banyak tawaran dari vendor atau suplier yang menawarkan Smart City dengan versi masing-masing," tuturnya.

Ia mengemukakan, ITS menjadi salah satu tumpuhan di Jatim dalam pengembangan Smart City. Dirinya pun berharap dengan dipakainya konsep Smart city kultur masyarakat nanti berubah.

Rektor ITS Prof Joni Hermana mengatakan, dalam pertemuan tadi, ITS dan Wantiknas lebih membahas Smart City dari segi perspektif kampus. Selain itu, yang kedua berkaitan dengan sejauh mana peran kampus dalam membantu sistim tersebut terutama dalam infrastrukturnya.

"Tadi saya sudah menyarankan kepada delegasi Wantiknas bahwa saat ini yang diperlukan adalah adanya standar untuk kriteria minimum bagi Smart City itu seperti apa. Karena saat ini setiap daerah diminta untuk mengembangkan Smart City tapi konsep Smart City itu seperti apa belum jelas," jelasnya.

Joni mengapresiasi pertemuan tersebut. Dirinya menerangkan, ITS sebagai kampus yang berlandaskan ilmu pengetahuan dan teknlogi siap mendukung dan membantu penerapan Smart City dalam upaya pengabdian ITS untuk bangsa.(*)

Pewarta: willy irawan

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016