Tuban (Antara Jatim) - Himpunan Petani Pemakai Air (HIPPA) Tirto Tinoto, di Desa Karangtinoto, Kecamatan Rengel, Kabupaten Tuban, Jawa Timur, menyebutkan kerugian akibat banjir luapan Bengawan Solo yang merendam 328 hektare tanaman padi milik anggotanya mencapai Rp2,7 miliar.
    
"Kerugian kami mencapai Rp2,7 miliar dengan memperhitungkan tanaman padi seluas 328 hektare dengan usia dua bulan semuanya gagal panen," kata Bendahara HIPPA Tirto Tinoto Tuban Prayitno, di Tuban, Jumat.
    
Ia menyebutkan tanaman padi seluas 328 hektare itu, lokasinya di Desa Karangtinoto, dan Sandingrowo, Kecamatan Rengel dan Desa sandingrowo, Kecamatan Soko.
    
"Tanaman padi seluas 328 hektare terendam air luapan banjir Bengawan Solo selama 10 hari sehingga semuanya mati," ucapnya menegaskan.
    
Sesuai perhitungannya, menurut dia, produksi  tanaman padi pada musim hujan bisa mencapai 8 ton gabah kering panen (GKP) per hektare.
    
"Kerugian petani lebih kecil sebab individu. Kerugian HIPPA lebih besar sebab yang menyediakan air bagi petani di awal musim tanam," jelas dia.
    
Lebih lanjut ia menjelaskan kerja sama antara HIPPA dan petani yang menjadi anggotanya itu terkait dalam penyediaan air untuk tanaman padi dengan sistem pompa yang mengambil air dari Bengawan Solo.
    
Dalam praktiknya HIPPA memanfaatkan tujuh pompa besar dan 35 pompa air pembagi air ke sawah.
    
Sesuai kesepakatanm katanya, sistem bagi kerja sama antara HIPPA dan petani yaitu kalau panen 80 persen petani dan 20 persen HIPPA.
    
"Tapi kalau gagal panen seperti sekarang ini petani tidak harus membayar," katanya dibenarkan Sekretaris HIPPA Sumatni dan Pelaksana Teknis HIPPA Kustoro.
    
Yang jelas, menurut Kustoro, tanaman padi lainnya di sejumlah desa di Kecamatan Rengel dan Tuban, juga mati semua akibat terendam air banjir luapan Bengawan Solo.
    
Melihat kondisi masih musim hujan, menurut Kustoro, para petani yang menjadi anggotanya tidak akan lagi menanam padi dengan memperhitungan kemungkinan masih ada banjir luapan Bengawan Solo lagi.
    
"Petani membiarkan sawahnya "bero" sampai April 2017 karena khawatir ada banjir susulan," katanya.
    
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tuban menyebutkan banjir luapan Bengawan Solo telah merendam tanaman padi seluas 2.532 hektare yang tersebar di Kecamatan Rengel, Soko, Widang dan Plumpang.(*)

Pewarta: Slamet Agus Sudarmojo

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016