Bojonegoro (Antara Jatim) -  Tanaman padi  seluas  2.067 hektare di sejumlah desa di Kecamatan Baureno dan Kanor, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, rusak terendam air banjir luapan Bengawan Solo dan air Kali Ingas dalam beberapa hari terakhir.

Camat Baureno, Bojonegoro Wardoyo, di Bojonegoro, Kamis, menjelaskan tanaman padi di wilayahnya terendam air banjir disebabkan tanggul Kali Ingas di Desa Kadungrejo, jebol sepanjang 15 meter, Kamis sekitar pukul 07.00 WIB.
    
Akibat jebolnya tanggul Kali Ingas maka air merendam tanaman padi seluas 270 hektare di Desa Kadungrejo dan Pucangarum, dengan usia rata-rata 70 hari.
    
"Tanggul Kali Ingas yang jebol sekarang sudah tidak bisa ditangani, sebab arusnya cukup deras," katanya menjelaskan.
    
Sebelumnya, menurut dia, para petani di sejumlah desa sudah meninggikan tanggul Kali Ingas di Desa Kadungrejo, dengan memasang karung yang diisi tanah sejak sepekan terakhir.
    
"Tapi tanggul Kali Ingas tidak mampu menahan air banjir yang terus meninggi bersamaan dengan naiknya air Bengawan Solo," ujarnya.
    
Ia menyebutkan dampak banjir luapan Bengawan Solo di wilayahnya telah merendam tanaman padi seluas 1.475 hektare dengan usia berkisar 15-70 hari yang tersebar di 24 desa.
    
Selain merendam tanaman padi, lanjut dia, luapan Bengawan Solo juga telah merendam pemukiman warga di sejumlah desa , dengan ketinggian berkisar 0,50-1 meter.
    
"Tetapi warga yang pemukimannya terendam air banjir masih belum bersedia mengungsi," katanya.
    
Camat Kanor, Bojonegoro Biyono, menambahkan jebolnya tanggul Kali Ingas mengakibatkan tanaman padi di Desa Kedungprimpen dan Kedungarum, dengan luas sekitar 300 hektare terendam air banjir.
    
"Saat ini tanaman padi seluruhnya di Kecamatan Kanor, yang terendam air banjir mencapai 592 hektare," katanya.
    
Ia menambahkan warga di wilayahnya yang pemukimannya mulai terendam air banjir, sebagian sudah ada yang mengungsi.
    
Kasi Pencegahan dan Kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bojonegoro Sukirno, menjelaskan  genangan luapan Bengawan Solo tidak hanya merendam tanaman padi di sejumlah kecamatan, tetapi juga pemukiman warga.
    
"Kami minta masyarakat meningkatkan kewaspadaan, sebab ketinggian air Bengawan Solo yang sudah masuk siaga merah masih terus naik," ucapnya. (*)


Pewarta: Slamet Agus Sudarmojo

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016