Magetan (Antara Jatim) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Magetan, Jawa Timur, mencatat telah terjadi sebanyak 24 bencana tanah longsor di wilayah setempat selama sepekan terakhir seiring tingginya intensitas curah hujan.

"Sejak sepekan terakhir ini, tercatat sudah ada 24 titik tanah longsor yang terjadi di Magetan. Beruntung tidak sampai menimbulkan korban jiwa," ujar Pelaksana Tugas Kepala BPBD Magetan Agung Lewis kepada wartawan di Magetan, Selasa.

Menurut dia, 24 titik bencana tanah longsor tersebut terjadi di Kecamatan Poncol dan Plaosan yang merupakan wilayah paling rawan terjadi longsor saat musim hujan.

Hal itu disebabkan, kondisi tanah wilayah setempat yang bertebing dan berbukit di lereng Gunung Lawu sangat labil. Sehingga saat terjadi hujan deras dengan intesitas waktu lama menjadi rawan longsor.

"Tanah longsor tersebut ada yang menutup akses jalan antardesa dan antarkecamatan, serta ada juga yang mengenai bangunan rumah warga," kata dia.

Namun, pihaknya belum dapat memastikan besaran kerugian material akibat bencana tanah longsor tersebut karena masih dilakukan pendataan.

Sesuai catatan, bencana tanah longsor sebelumnya merusak bangunan rumah milik Atmo Bejo di Desa Randugede, Kecamatan Plaosan. Akibat terjangan longsor tebing setinggi delapan meter, bangunan rumah bagian belakangnya jebol.

Pihak BPBD meminta warga, terutama yang tinggal di daerah rawan longsor untuk waspada dengan mengutamakan keselamatan jiwa.

"Warga diimbau untuk mengungsi ke tempat yang aman jika hujan deras mengguyur semalaman. Hal itu untuk menghindari bencana longsor yang rawan terjadi sewaktu-waktu," kata dia.

Diprediksi bencana longsor masih dapat terjadi lagi seiring tingginya curah hujan pada akhir tahun 2016 hingga awal 2017 mendatang.

Tidak hanya tanah longsor, potensi banjir dan angin puting beliung juga perlu diwaspadai. Adapun wilayah Magetan yang rawan banjir terdapat di Kecamatan Kartoharjo dan Barat, sedang puting beliung hampir merata di 18 kecamatan yang ada. Terlebih di Kecamatan Sukomoro, Takeran, Magetan, dan Maospati. (*)

Pewarta: Louis Rika Stevani

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016