Bojonegoro (Antara Jatim) - Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Bengawan Solo di Bojonegoro, Jawa Timur, mulai mewaspadai kenaikan air Bengawan Solo yang dipengaruhi hujan dari daerah hulu juga lokal.
"Hujan dari daerah hulu Ponorogo juga hujan lokal Bojonegoro dan sekitarnya mengakibatkan kenaikan air Bengawan Solo dengan cepat," kata Petugas Posko UPT Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Bengawan Solo di Bojonegoro Jayadi, Jumat.
Ia menyebutkan ketinggian air Bengawan Solo di Ndungus, Ngawi, terus merangkak naik menjadi 7,75 meter (siaga kuning), Jumat pukul 07.00 WIB, yang sebelumnya empat jam lalu 6,90 meter (siaga hijau).
"Kenaikan air Bengawan Solo di Ndungus, Ngawi, dipengaruhi hujan di daerah Ponorogo dan sekitarnya," kata dia dibenarkan Petugas UPT Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Bengawan Solo di Ngawi, Andik.
Begitu pula, menurut dia, ketinggian air pada papan duga di Karangnongko, Kecamatan Ngraho juga di Bojonegoro, meningkat dengan cepat, meskipun masih di bawah siaga banjir.
"Kenaikan air Bengawan Solo di Bojonegoro cukup cepat sekarang sudah hampir siaga dengan ketinggian 11,87 meter pukul 09.00 WIB," jelas dia.
Hal serupa juga terjadi di daerah hilir Jawa Timur, lainnya, mulai Babat, Laren, Karanggeneng dan Kuro, Lamongan, dalam waktu bersamaan sebagian di antaranya, sudah masuk siaga banjir.
Sesuai data ketinggian air bengawan Solo di Babat, masih di bawah siaga banjir, tetapi di Laren sudah mencapai 4,74 meter (siaga hijau), Karangeneneg 3,53 meter (siaga hijau), dan Kuro 1,69 meter (siaga hijau).
"Kenaikan air Bengawan Solo di hilir Jawa Timur, disebabkan pengaruh hujan lokal," ucapnya menegaskan.
Ia mengaku tidak memperoleh informasi Bengawan Solo di daerah hulu, Jawa Tengah, menimbulkan banjir.
"Tidak ada laporan dari daerah hulu Jawa Tengah, Bengawan Solo menimbulkan banjir," tandasnya.
Kepala UPT Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Bengawan Solo di Bojonegoro Hirnowo, sebelumnya menjelaskan berbagai persiapan menghadapi ancaman banjir Bengawan Solo dilakukan dengan menyediakan berbagai kebutuhan.
Selain itu, lanjut dia, persiapan lainnya dilakukan dengan menggelar rapat koordinasi dalam menghadapi banjir Bengawan Solo bersama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) di daerah hilir juga pihak lainnya.
"Kami siap menghadapi banjir luapan Bengawan Solo. Bagi desa yang membutuhkan bahan banjiran seperti karung, bronjong, karena ada tanggul jebol bisa mengajukan permintaan bantuan," ucapnya menambahkan. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016
"Hujan dari daerah hulu Ponorogo juga hujan lokal Bojonegoro dan sekitarnya mengakibatkan kenaikan air Bengawan Solo dengan cepat," kata Petugas Posko UPT Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Bengawan Solo di Bojonegoro Jayadi, Jumat.
Ia menyebutkan ketinggian air Bengawan Solo di Ndungus, Ngawi, terus merangkak naik menjadi 7,75 meter (siaga kuning), Jumat pukul 07.00 WIB, yang sebelumnya empat jam lalu 6,90 meter (siaga hijau).
"Kenaikan air Bengawan Solo di Ndungus, Ngawi, dipengaruhi hujan di daerah Ponorogo dan sekitarnya," kata dia dibenarkan Petugas UPT Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Bengawan Solo di Ngawi, Andik.
Begitu pula, menurut dia, ketinggian air pada papan duga di Karangnongko, Kecamatan Ngraho juga di Bojonegoro, meningkat dengan cepat, meskipun masih di bawah siaga banjir.
"Kenaikan air Bengawan Solo di Bojonegoro cukup cepat sekarang sudah hampir siaga dengan ketinggian 11,87 meter pukul 09.00 WIB," jelas dia.
Hal serupa juga terjadi di daerah hilir Jawa Timur, lainnya, mulai Babat, Laren, Karanggeneng dan Kuro, Lamongan, dalam waktu bersamaan sebagian di antaranya, sudah masuk siaga banjir.
Sesuai data ketinggian air bengawan Solo di Babat, masih di bawah siaga banjir, tetapi di Laren sudah mencapai 4,74 meter (siaga hijau), Karangeneneg 3,53 meter (siaga hijau), dan Kuro 1,69 meter (siaga hijau).
"Kenaikan air Bengawan Solo di hilir Jawa Timur, disebabkan pengaruh hujan lokal," ucapnya menegaskan.
Ia mengaku tidak memperoleh informasi Bengawan Solo di daerah hulu, Jawa Tengah, menimbulkan banjir.
"Tidak ada laporan dari daerah hulu Jawa Tengah, Bengawan Solo menimbulkan banjir," tandasnya.
Kepala UPT Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Bengawan Solo di Bojonegoro Hirnowo, sebelumnya menjelaskan berbagai persiapan menghadapi ancaman banjir Bengawan Solo dilakukan dengan menyediakan berbagai kebutuhan.
Selain itu, lanjut dia, persiapan lainnya dilakukan dengan menggelar rapat koordinasi dalam menghadapi banjir Bengawan Solo bersama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) di daerah hilir juga pihak lainnya.
"Kami siap menghadapi banjir luapan Bengawan Solo. Bagi desa yang membutuhkan bahan banjiran seperti karung, bronjong, karena ada tanggul jebol bisa mengajukan permintaan bantuan," ucapnya menambahkan. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016