Surabaya (Antara Jatim) - Puluhan karya lukisan batik siswa SMA/SMK di Surabaya yang mengikuti pelatihan pelatihan di SMA Muhammadiyah 2 Surabaya dipamerkan di Gedung Taman Budaya Cak Durasim Genteng Kali Surabaya, Selasa.

"Pameran lukisan batik hasil karya siswa SMA yang mengikuti pelatihan ini sengaja kami pamerkan selama tiga hari sebagai bentuk apresiasi,” kata Astajab, Kepala Sekolah SMA Muhammadiyah 2 Surabaya.

Astajab mengungkapkan pelatihan yang ditujukan untuk semua SMA dan SMK ini untuk memberikan dasar membuat batik pada siswa. Menurutnya pelatihan batik ini juga bentuk pengenalan pada siswa akan batuk. Sehingga bisa membuat batik khas kota Surabaya, karena secara umum batik memang berasal dari jawa.
 
"Pada saat pelatihan siswa diminta membuat pola berupa lukisan yang kemudian dilukis pada kain dengan canting," jelasnya.

Sementara itu, Kepala Bidang (Kabid) Pendidikan Menengah Pertama (PMP) dan Pendidikan Menangah Atas (PMA) Dinas Pendidikan Provinsi Jatim, Bambang Sudarto mengungkapkan, pameran lukisan yang digelar sekolah saat ini masih jarang. Padahal menurutnya masyarakat umum juga perlu melihat karya siswa di Surabaya.

“Ini titik bagus sebagai bibit di festival seni yang biasa diadakan hingga istana negara. Lukis batik pasti akan dipamerkan jika bagus, sekolah juga harus mulai punya ciri khas batik yang berbeda dengan sekolah lain,” katanya.

Erwin Siswanto, salah seorang guru seni budaya dari SMA Muhammadiyah 9 Wiyung Surabaya mengaku sangat senang bisa dilibatkan dalam kegiatan-kegiatan Smamda sebagai sekolah yang sudah lebih dulu maju. Diakui Erwin Smamda selalu menularkan ilmu-ilmu yang bermanfaat dan sangat berguna bagi sekolah-sekolah yang masih belum memiliki fasilitas dan kegiatan yang sebagus Smamda.  

“Ini patut diapresiasi. Saya mengikuti mulai dari workshop hingga pameran ini. Ke depan, melukis dengan teknik membatik ini akan menjadi ekstrakurikuler atau pembelajaran seni budaya di SMA Muhammadiyah 9 Wiyung,” tuturnya.

Sementara itu, Siswa SMA Kertajaya, Shella Andriani Putri (16) yang mengikuti pelatihan tersebut juga turut memamerkan karya batiknya. Dia memamerkan batiknya yang bercorak jembatan suramadu dengan warna merah dan kuning.

“Saya ingin buat karya yang sederhana tapi menonjolkan khas Surabaya,” ungkapnya.

Melukis untuk menjadi batik menjadi tantangan tersendiri bagi Shella, apalagi dirinya baru pertama kali menggunakan canting untuk membuat lukisan.

Hal yang sama juga dirasakan Heny Lutfiany (16), siswa kelas XI SMAM 2 Surabaya mengungkapkan melukis dengan canting membuatnya sulit mengatur lilin yang digoreskan pada kain.

“Susah pakai canting, pelajaran seni rupa juga baru kelas 2 ini. Jadi butuh kesabaran soale netes-netes,” ungkapnya

Dalam pameran batik tersebut, karya-karya dari siswa itu dipajang dengan frame rapi. Batik-batik yang dipamerkan memiliki corak dan motif layaknya lukisan, yaitu khas berbagai bangunan di Surabaya. (*)

Pewarta: willy irawan

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016