Tulungagung (Antara Jatim) - Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur belum bisa mematok target sepeserpun pendapatan asli daerah (PAD) dari sektor parwisata karena terkendala pengelolaan objek-objek wisata dengan Perum Perhutani.
    
"Pengelolaan objek pariwisata Tulungagung baru akan dimulai setelah kami ada kerjasama dengan Perhutani," kata Kepala Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten Tulungagung Heru Santoso di Tulungagung, Rabu.
    
Ia mengatakan, ada lima objek pariwisata yang sudah dalam tahap perencanaan pengembangan, yakni Pantai Kedungtumpang, Pantai Sanggar, Gunung Budeg, air terjun Jurang Senggani, dan air terjun Laweyan di Kecamatan Sendang.
    
Namun karena pengelolaan penuh masih menunggu nota kesepahaman tetap dengan tingkatan dirjen Perhutani di pusat, kata Heru, Pemkab Tulungagung belum berani mematok target PAD.
    
Menurut dia, asumsi PAD dari objek-objek wisata yang akan dikelola disparpora menyesuaikan dengan akad perjanjian dengan pihak perhutani, realisasi dari perencanaan pengembangan, serta evaluasi atas animo kunjungan wisatawan.
    
"Kami sejauh ini belum memiliki satupun objek pariwisata yang dikelola langsung oleh dinas (parwisata). Beberapa objek pariwisata seperti Pantai Popoh dan agrowisata Sendang itu di bawah pengelolaan BUMD (badan usaha milik daerah)," ujarnya.
    
Ia mengatakan, ada kemungkinan pengelolaan beberapa objek pariwisata yang saat ini di bawah BUMD dialihkan ke dinas parwisata daerah namun menurut Heru hal itu bergantung kebijakan pemerintah daerah.
    
"Kami tidak tahu, tinggal bagaimana perda (peraturan daerah) mengatur nanti. Sekarang kami fokus pengelolaan objek-objek yang sedang tahap kerjasama dengan perhutani tadi, karena potensinya sangat besar," katanya.
    
Heru mengakui banyak potensi parwisata di Kabupaten Tulungagung yang belum teroptimalkan lantaran terkendala dengan kewenangan serta lokasi objek yang ada di dalam kawasan hutan negara di bawah pengelolaan perhutani.(*)

Pewarta: Destyan H. Sujarwoko

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016