Madiun, (Antara Jatim) - Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Madiun, Jawa Timur mencatat wilayah setempat mengalami deflasi sebesar 0,07 persen dengan indeks harga konsumen (IHK) sebesar 121,57 pada bulan Oktober 2016.
Kepala Seksi Statistik dan Distribusi BPS Kota Madiun, Adi Priyanto, Kamis mengatakan deflasi di Kota Madiun terjadi karena adanya penurunan indeks harga konsumen pada tiga kelompok pengeluaran.
Tiga kelompok pengeluaran itu, yakni, kelompok bahan makanan sebesar -0,97 persen; kelompok sandang sebesar -0,25 persen; dan kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar -0,24 persen.
"Tiga dari tujuh kelompok pengeluaran menyumbang terjadinya deflasi. Empat kelompok pengeluaran lainnya menekan deflasi," ujar Adi dalam rilisnya.
Adapun kelompok pengeluaran penekan deflasi antara lain, kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau sebesar 0,21 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar sebesar 0,31 persen; kelompok kesehatan sebesar 0,33 persen, dan kelompok pendidikan, rekreasi, dan olah raga sebesar 0,48 persen.
Sedangkan komoditas yang dominan mempengaruhi terjadinya deflasi pada Oktober 2016 di antaranya, bawang merah, tarif pulsa telepon seluler, emas perhiasan, pir, dan apel.
Sementara, komoditas yang menekan deflasi antara lain, biaya akademi dan perguruan tinggi, tarif listrik, pasir, cabai merah, dan rokok kretek.
Adi menambahkan, dari delapan kota penghitung inflasi nasional di Jawa Timur, seluruhnya mengalami deflasi. Adapun, deflasi tertinggi terjadi di Kabupaten Jember sebesar 0,26 persen dengan IHK 121,05. Sedangkan, deflasi terendah terjadi di Kabupaten Sumenep sebesar 0,05 persen dengan IHK sebesar 121,72.
Secara rinci, kedelapan kota yang mengalami deflasi tersebut adalah Jember 0,26 persen IHK 121,05, Probolinggo sebesar 0,21 persen IHK 122,05, Malang sebesar 0,20 persen IHK 125,06, Banyuwangi 0,18 persen IHK 121,62.
Kemudian, Surabaya dengan deflasi 0,10 persen IHK 124,75, Kediri 0,08 persen IHK 121,48, Madiun alami deflasi 0,07 persen dengn IHK 121,57, dan terendah di Sumenep dengan deflasi sbesar 0,050 persen IHK 121,72.
***3***
(T.KR-LUS/C/C004/C004) 03-11-2016 15:12:41
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016
Kepala Seksi Statistik dan Distribusi BPS Kota Madiun, Adi Priyanto, Kamis mengatakan deflasi di Kota Madiun terjadi karena adanya penurunan indeks harga konsumen pada tiga kelompok pengeluaran.
Tiga kelompok pengeluaran itu, yakni, kelompok bahan makanan sebesar -0,97 persen; kelompok sandang sebesar -0,25 persen; dan kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar -0,24 persen.
"Tiga dari tujuh kelompok pengeluaran menyumbang terjadinya deflasi. Empat kelompok pengeluaran lainnya menekan deflasi," ujar Adi dalam rilisnya.
Adapun kelompok pengeluaran penekan deflasi antara lain, kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau sebesar 0,21 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar sebesar 0,31 persen; kelompok kesehatan sebesar 0,33 persen, dan kelompok pendidikan, rekreasi, dan olah raga sebesar 0,48 persen.
Sedangkan komoditas yang dominan mempengaruhi terjadinya deflasi pada Oktober 2016 di antaranya, bawang merah, tarif pulsa telepon seluler, emas perhiasan, pir, dan apel.
Sementara, komoditas yang menekan deflasi antara lain, biaya akademi dan perguruan tinggi, tarif listrik, pasir, cabai merah, dan rokok kretek.
Adi menambahkan, dari delapan kota penghitung inflasi nasional di Jawa Timur, seluruhnya mengalami deflasi. Adapun, deflasi tertinggi terjadi di Kabupaten Jember sebesar 0,26 persen dengan IHK 121,05. Sedangkan, deflasi terendah terjadi di Kabupaten Sumenep sebesar 0,05 persen dengan IHK sebesar 121,72.
Secara rinci, kedelapan kota yang mengalami deflasi tersebut adalah Jember 0,26 persen IHK 121,05, Probolinggo sebesar 0,21 persen IHK 122,05, Malang sebesar 0,20 persen IHK 125,06, Banyuwangi 0,18 persen IHK 121,62.
Kemudian, Surabaya dengan deflasi 0,10 persen IHK 124,75, Kediri 0,08 persen IHK 121,48, Madiun alami deflasi 0,07 persen dengn IHK 121,57, dan terendah di Sumenep dengan deflasi sbesar 0,050 persen IHK 121,72.
***3***
(T.KR-LUS/C/C004/C004) 03-11-2016 15:12:41
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016