Surabaya, (Antara Jatim) - Komoditas bawang merah memicu terjadinya deflasi sebesar 0,14 persen di Provinsi Jawa Timur, demikian data Badan Pusat Statistik (BPS) wilayah setempat selama Oktober 2016.
Kepala BPS Jatim Teguh Purnomo di Surabaya, Selasa mengatakan secara nasional terjadi inflasi sebesar 0,14 persen, namun di Jatim sebaliknya terjadi deflasi dengan nilai yang sama yakni 0,14 persen.
Teguh mengatakan deflasi di Jatim salah satunya terjadi karena Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) mampu menekan inflasi di wilayah setempat, sehingga harga-harga pangan murah.
Selain itu, deflasi juga terjadi karena Indeks Harga Konsumen (IHK) yang turun dari 124,10 pada September 2016 menjadi 123,93 pada Oktober 2016.
"Tiga kelompok pengeluaran juga menjadi pemicu deflasi di Jatim, di antaranya bahan makanan sebesar 1,24 persen, sandang 0,78 persen dan transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,20 persen," katanya.
Secara rinci, kata Teguh, wilayah di Jatim yang mengalami deflasi tertinggi adalah Kabupaten Jember sebesar 0,26 persen, disusul Kota Probolinggo 0,21 persen dan Kota Malang sebesar 0,20 persen.
Selain itu, Kabupaten Banyuwangi 0,18 persen, Kota Surabaya 0,10 persen, Kota Kediri 0,08 persen, Kabupaten Madiun 0,07 persen dan deflasi terendah di Kabupaten Sumenep sebesar 0,05 persen.
Untuk kelompok pengeluaran, tiga di antaranya mengalami deflasi yakni bahan makanan sebesar 1,24 persen, sandang. 0,78 persen, dan transport serta jasa keuangan sebesar 0,20 persen.
"Komoditas penyumbang deflasi selain bawang merah, ada juga emas perhiasan, daging ayam ras, tarif telepon seluler, telur ayam ras, kentang, semen, apel dan jeruk," katanya.
Sementara meski Oktober mengalami deflasi, kata Teguh pada September hingga Desember Jatim diprediksi Jatim akan mengalami inflasi, karena berdasarkan catatan lima tahun terakhir setiap akhir tahun akan selalu terjadi inflasi.
"Penyebabnya karena masuknya Natal dan liburan akhir tahun yang menjadi pemicu, sebab permintaan tiket pesawat akan meningkat," katanya.(*)
Editor : Slamet Hadi Purnomo
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016