Bojonegoro (Antara Jatim) - Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pengelolaan Wilayah Sungai Bengawan Solo di Bojonegoro, Jawa Timur, menyatakan kondisi Bengawan Solo di daerah hulu, Jawa Tengah, juga anak sungainya dalam kondisi aman tidak terjadi banjir.
     
"Pemantauan kondisi Bengawan Solo di daerah hulu Jawa Tengah juga anak sungainya tidak terjadi banjir dalam beberapa hari ini," kata Petugas Posko UPT Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Bengawan Solo di Bojonegoro Rudi, Selasa. 
     
Bahkan, menurut dia, sungai terpanjang di Jawa itu mulai hulu Jawa Tengah, sampai hilir, Jawa Timur, kondisi airnya juga kosong. 
     
Ketinggian air Bengawan Solo di hilir, Jawa Timur, lanjut dia, mulai Bojonegoro, Tuban, Lamongan dan Gresik, sekarang ini di bawah siaga banjir. 
     
"Ketinggian air Bengawan Solo di hilir, Jawa Timur, di bawah siaga banjir. Anak-anak sungai Bengawan Solo juga kosong," ucapnya menambahkan.
     
Meskipun demikian, lanjut dia, pemantauan ketinggian air Bengawan Solo di daerah hulu terus dilakukan setiap tiga jam.
     
"Pemantuaan juga meliputi kondisi anak sungainya di Madiun, Ngawi," ucapnya.
     
Petugas UPT Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Bengawan Solo di Ngawi Andik menambahkan di daerah Ngawi dan sekitarnya sehari lalu terjadi hujan deras, tapi tidak banyak mempengaruhi ketinggian air Bengawan Solo di Ndungus, Ngawi.
     
"Ketinggian air Bengawan Solo di Ndungus Ngawi di bawah siaga banjir," tandasnya, 
     
Kasi Pencegahan dan Kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bojonegoro Sukirno, sebelumnya, menyatakan kewaspadaan menghadapi ancaman bencana tidak hanya banjir luapan Bengawan Solo, tapi juga banjir bandang.
     
Sesuai data dari badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Karangploso, Malang menyebutkan sifat hujan yang terjadi selama November-Desember masing-masing 85-115 persen, dengan curah hujan berkisar 51-544 mm dan 151-576 mm. 
     
"Potensi curah hujan yang tinggi tidak hanya banjir Bengawan Solo, dan banjir bandang, tapi juga tanah longsor," jelas dia.
     
Ia menambahkan berbagai kebutuhan dalam menghadapi bencana di daerahnya sudah disiapkan, antara lain, beras 30 ton yang akan dibagikan kepada dapur komunitas yang dikelola masyarakat.
     
"Pembagian beras dilakukan ketika status bencana masuk darurat bencana yang ditetapkan berdasarkan keputusan Bupati Bojonegoro," tambahnya. (*)

Pewarta: Slamet Agus Sudarmojo

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016