Ponorogo (Antara Jatim) - Ratusan pedagang kaki lima yang biasa beraktivitas di seputar alun-alun Kota Ponorogo, Jawa Timur, Jumat melakukan demonstrasi bersama menolak rencana relokasi tempat dagangan mereka ke jalan baru yang terpisah cukup jauh dari jantung kota itu.
"Jalan baru tidak cocok untuk jualan PKL seperti kami-kami yang biasa di alun-alun. Di sana segmen pasarnya anak muda, kami menyasar semua kalangan," kata salah satu pedagang kaki lima yang ikut unjuk rasa, Abdul Karim, Jumat.
Aksi para pedagang yang berlangsung mulai pukul 09.00 WIB sempat membuat jalan raya simpang empat alun-alun Kota Ponorogo macet.
Massa yang semula berkumpul memulai aksi dari depan masjid agung, terpantau bergerak ke arah gedung pemkab dan berniat masuk lingkungan pemerintahan namun langkah mereka dihentikan barisan satpol PP dan kepolisian.
Merasa dihalangi, massa lalu bergerak ke arah gedung DPRD dan menunggu audiensi atau dialog langsung dengan Bupati Ponorogo Ipong Mukhlisoni namun kembali gagal karena yang ditunggu tidak datang.
"Kami akhirnya hanya ditemui Komisi B dan perwakilan dinas Industri perdagangan dan koperasi," katanya.
Tidak ada hasil kesepatakatan terkait relokasi, karena tuntutan pedagang tidak serta merta dikabulkan.
Namun, perwakilan Disperindag Ponorogo mengkonfirmasi pada para pedagang bahwa selama masa transisi masih diperbolehkan berjualan di sekitar alun-alun Ponorogo.
Dalam aksi itu, paguyuban PKL Ponorogo menyatakan sikap menolak semua bentuk relokasi, baik permanen maupun sementara serta menuntut mediasi musyawarah antara perwakilan PKL dengan pemerintah daerah. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016
"Jalan baru tidak cocok untuk jualan PKL seperti kami-kami yang biasa di alun-alun. Di sana segmen pasarnya anak muda, kami menyasar semua kalangan," kata salah satu pedagang kaki lima yang ikut unjuk rasa, Abdul Karim, Jumat.
Aksi para pedagang yang berlangsung mulai pukul 09.00 WIB sempat membuat jalan raya simpang empat alun-alun Kota Ponorogo macet.
Massa yang semula berkumpul memulai aksi dari depan masjid agung, terpantau bergerak ke arah gedung pemkab dan berniat masuk lingkungan pemerintahan namun langkah mereka dihentikan barisan satpol PP dan kepolisian.
Merasa dihalangi, massa lalu bergerak ke arah gedung DPRD dan menunggu audiensi atau dialog langsung dengan Bupati Ponorogo Ipong Mukhlisoni namun kembali gagal karena yang ditunggu tidak datang.
"Kami akhirnya hanya ditemui Komisi B dan perwakilan dinas Industri perdagangan dan koperasi," katanya.
Tidak ada hasil kesepatakatan terkait relokasi, karena tuntutan pedagang tidak serta merta dikabulkan.
Namun, perwakilan Disperindag Ponorogo mengkonfirmasi pada para pedagang bahwa selama masa transisi masih diperbolehkan berjualan di sekitar alun-alun Ponorogo.
Dalam aksi itu, paguyuban PKL Ponorogo menyatakan sikap menolak semua bentuk relokasi, baik permanen maupun sementara serta menuntut mediasi musyawarah antara perwakilan PKL dengan pemerintah daerah. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016