Jember (Antara Jatim) - Ratusan warga Desa Paseban, Kecamatan Kencong, Kabupaten Jember, Jawa Timur menanam ribuan mangrove atau bakau sebagai bentuk aksi protes terhadap penolakan tambang pasir besi di kawasan desa setempat, Rabu.

Ketua Aliansi Masyarakat Peduli Lingkungan Desa Paseban, Harun Sucipto mengatakan kegiatan menanam sekitar 13.000 bibit mangrove melibatkan ratusan nelayan yang tinggal di kawasan pesisir Desa Paseban yang berbatasan dengan Kabupaten Lumajang.

"Tanaman mangrove kami tanam seluas 40 hektare di kawasan pantai selatan Jember karena masyarakat tidak ingin pemerintah memberikan izin pertambangan pasir besi di Desa Paseban yang dampaknya dapat merusak lingkungan," tuturnya.

Menurut dia, warga sepakat untuk menolak pertambangan pasir besi di Desa Paseban, sehingga diharapkan dengan penanaman mangrove tidak akan ada lagi aktivitas pertambangan yang akan dilakukan pihak investor.

"Kalau masih saja pihak investor dan pemerintah nekat melakukan aktivitas pertambangan, maka masyarakat yang didukung oleh perangkat desa akan melakukan perlawanan," katanya.

Ia menjelaskan aktivitas pertambangan akan menyebabkan abrasi hingga kerusakan lingkungan, sehingga dapat merugikan masyarakat yang sehari-hari bekerja menjadi petani dan nelayan.

"Kami terus melakukan penghijauan di kawasan pesisir pantai selatan, bahkan tidak hanya mangrove saja yang ditanam, namun bibit cemara laut dan waru akan ditanam di pesisir selatan Jember sebagai bentuk kepedulian warga terhadap lingkungan," ujarnya.

Sementara Kepala Desa Paseban Lasidi Agung mengatakan perangkat desa sepenuhnya mendukung keputusan warga untuk menolak aktivitas pertambangan pasir besi di pesisir Desa Paseban.

"Selain penanaman mangrove, kami juga sudah memesan benih udang dan kepiting yang nantinya akan di lepas, apabila tanaman mangrove sudah mulai berkembang," katanya.

Ia mengatakan penanaman ribuan mangrove merupakan langkah positif untuk melakukan penghijauan di pesisir selatan Jember dan ke depan direncanakan pesisir Desa Paseban akan dijadikan sebagai destinasi ekowisata, sehingga tidak perlu adanya pertambangan pasir besi di sana.

Desa Paseban bergejolak ketika muncul surat pemberitahuan akan adanya eksploitasi tambang pasir besi di kawasan desa setempat oleh PT Agtika Dwi Sejahtera beberapa waktu lalu. Bahkan, investor dikabarkan akan memberikan bantuan sebesar Rp200 juta kepada seluruh LSM se-Kabupaten Jember melalui Aliansi Merah Putih.(*)

Pewarta: Zumrotun Solichah

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016