Kediri (Antara Jatim) - Proyek Geothermal atau energi panas bumi di Gunung Lawu serta Gunung Wilis Jawa Timur, hingga kini masih proses lelang oleh pemerintah.
"Ini yang dilelang di Lawu (Gunung Lawu) dan Wilis (Gunung Wilis). Namun, untuk lelang sekarang kewenangan pusat," ujar Sekretaris Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Jawa Timur Supoyo saat di Kediri, Selasa.
Supoyo yang ditemui dalam sosialisasi pemanfaatkan elpiji nonsubsidi itu mengatakan secara lokasi titik yang ada sumber energi panas bumi tersebut tidak terpusat di satu titik, melainkan di beberapa titik. Proses lelang diharapkan segera selesai, sehingga secepatnya bisa dilakukan eksplorasi sumber energi panas bumi di daerah itu.
Gunung Lawu terletak di perbatasan dua kabupaten yaitu Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah dan Kabupaten Magetan, Jatim. Sedangkan, Gunung Wilis melintas di sejumlah daerah misalnya Madiun-Nganjuk-Kediri-Tulungagung.
Supoyo menyebut, jika nantinya bisa dieksplorasi, diperkirakan dari energi panas bumi dari Gunung Lawu bisa dieksplorasi hingga 50 Megawatt, sedangkan di Gunung Lawu sekitar 120 Megawatt.
"Potensi lebih besar, tapi untuk produksi nanti bisa dikembangkan, sesuai kemampuan PLN," ujarnya.
Ia menambahkan, di Jatim sebenarnya banyak daerah yang mempunyai sumber energi panas bumi. Secara total, terdapat sekitar 13 daerah yang mempunyai Geothermal tersebut.
Saat ini, yang sudah ada izinnya untuk proyek Geothermal di Jatim itu ada dua, yaitu di Ngebel, Kabupaten Ponorogo serta di area Ijen, Banyuwangi.
"Sekarang yang ada izinnya dua, di Ngebel dan Ijen. Saat ini, Ijen sudah mulai dibor, dan dalam satu tahun ke depan mudah-mudahan bisa dikonstruksi untuk listriknya. Kalau untuk Ngebel, masih detailkan data eksplorasinya," ujarnya.
Pihaknya menyebut, proyek Geothermal tersebut diharapkan bisa menyumbangkan untuk energi alternatif. Secara total, diharapkan dari berbagai sumber Geothermal tersebut bisa didapatkan 1.000 Megawatt. Sumber energi itu nantinya akan dikelola oleh PLN untuk disalurkan sesuai dengan kebutuhan.
"Panas bumi kan 'renewable energy' (energi terbarukan). Batu bara kan bisa habis, dengan pemakaian makin lama makin berkurang dan Geothermal ini ke depan menarik. Jika tidak punya batu bara nanti ke situ (Geothermal)," jelasnya.
Namun, ia mengakui dalam merealisasikan proyek tersebut pemerintah harus gencar melakukan sosialisasi. Banyak orang merasa khawatir, padahal adanya proyek tersebut tidak masalah.
Walaupun ada proyek, namun untuk lingkungan pun akan tetap dijaga. Dengan kondisi tersebut, nantinya diharapkan lingkungan tidak rusak. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016