Trenggalek (Antara Jatim) - Pihak Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional V di Madiun menyatakan kontur tebing jalur antarkota yang menghubungkan Kabupaten Trenggalek dan Ponorogo di Kecamatan Tugu yang tegak lurus membuat potensi longsor sangat tinggi.
    
"Kondisi tebing memang tidak ideal sementara lapisan tanah dan batuan yang labil," kata Pejabat Pembuat Komitmen BBPJN V Hari Basuki Widodo di Trenggalek, Selasa.
    
Menurut dia, potensi longsor sebenarnya bisa diminimalkan jika kondisi vegetasi tanaman tahunan di lereng dan atas tebing bagus.
    
Namun Basuki juga mengakui cuaca ekstrem dan curah hujan tinggi selama beberapa hari terakhir ikut memicu terjadinya serangkaian longsor di jalur Trenggalek-Ponorogo hingga beberapa jali dan berdampak putusnya akses antarkota setempat.
    
"Potensi tanah longsor memang terus ada khususnya saat musim hujan seperti ini," katanya.
    
Basuki mengatakan, longsor di jalur Trenggalek-Ponorogo tidak akan terjadi jika tebing yang berada di atas jalan benar-benar dirawat.
    
Ia berharap, pihak Perhutani aktif berinteraksi dengan memantau kondisi lahan hutan.
    
Jika ada yang gundul, lanjut dia, lebih baik segera ditanami karena jika tetap dibiarkan kondisi yang sama bisa terus berulang.
    
"Tidak mungkin kan kami harus melihat sendiri lokasi hutan," ujarnya.
    
Basuki memastikan tidak ada wacana untuk melakukan pembronjongan tebing di sepanjang jalur Trenggalek-Ponorogo itu.
    
Alasannya, kata dia, ukuran batu yang ada di situ terlampau besar dan menyulitkan.
    
"Tidak ada jalan lain kecuali mencari solusi terbaik untuk pencegahan. Kalau sudah terjadi maka kami hanya sebatas menyingkirkan material dengan alat berat," katanya.(*)

Pewarta: Destyan H. Sujarwoko

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016