Surabaya (Antara Jatim) - Pelaksana program kerja sama Amerika Serikat - Indonesia untuk praktik pembelajaran yang baik (USAID-PRIORITAS) bekerja sama dengan Balai Diklat Kemenag Jatim mengajari PAKEM (Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan) untuk guru madrasah pada 11 kabupaten/kota.
     
"Keterbatasan anggaran kami untuk mendidik guru membuat guru kami akan mengikuti diklat lagi setelah 5,5 tahun, sehingga update keilmuannya ketinggalan, karena itu kerja sama dengan USAID (USAID PRIORITAS) itu penting," kata Kepala Balai Diklat Kemenag (BDK) Jatim H Mochammad Toha di Surabaya, Jumat.
     
Di sela lokakarya "Rencana Strategis untuk Diseminasi Praktik yang Baik" yang diikuti puluhan pengawas madrasah atau KKM (Kelompok kerja Kepala Madrasah) dari 11 kabupaten/kota itu, ia mengapresiasi dukungan USAID-PRIORITAS kepada DBK Kemenag untuk meningkatkan kompetensi guru.
     
"Apalagi, USAID-PRIORITAS bekerja sama dengan BDK, karena BDK merupakan lembaga yang secara regulasi memang berhak mendidik guru. Kalau hanya mendidik guru itu bisa dilakukan siapapun, apalagi kami memiliki 39 widyaswara, tapi kalau mendidik dan berwenang mengeluarkan sertifikasi ada pada BDK," katanya.
     
Selain itu, madrasah dari tingkat dasar hingga menengah yang dimiliki Kemenag Jatim itu umumnya terletak di desa yang terkadang sulit dijangkau, karena itu dukungan USAID-PRIORITAS yang mendidik widyaswara yang potensial itu sangat bermanfaat untuk melakukan diseminasi (persebaran).
     
Senada dengan itu, Kepala Seksi Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PTK) Bidang Pendidikan Madrasah Kanwil Kemenag Jatim, Hj Hani'ah, menyatakan pihaknya menangani 211.000 guru dengan hanya 19.000 guru yang PNS. Mereka tersebar pada 419 madrasah yakni 146 MI, 183 MTs, dan 90 MA.
     
"Lainnya non-PNS yang direkrut yayasan, sehingga kualifikasi dan kompetensi tentu sangat rendah, sebab guru non-PNS itu banyak yang bukan dari sarjana pendidikan, bahkan ada guru yang sarjana teknik, karena itu kerja sama dengan USAID-PRIORITAS itu sangat membantu," katanya.
     
Sementara itu, Ketua KKM Kecamatan Brondong Lamongan, Mujianto, mengatakan pelatihan PAKEM yang diajarkan USAID-PRIORITAS telah membawa perubahan manajemen sekolah, cara mengajar guru, dan juga semangat belajar siswa, meski masih 110 dari 330 guru dan kepala sekolah yang dilatih USAID-PRIORITAS.
     
"Manajemen sekolah berubah dengan bersemangat menyediakan anggaran untuk pengembangan pelatihan guru, sedangkan guru juga berubah dengan melakukan pembelajaran di luar kelas, seperti pembelajar tentang tanaman di luar kelas, pembiasaan budaya baca, atau pengenalan pewarna jajanan yang berbahaya di halaman sekolah. Siswa juga semangat berangkat pagi," katanya.
     
Dalam kesempatan itu, Governance and Management Specialist USAID-PRIORITAS, Lutfi Firdaus, menambahkan belasan kabupaten/kota yang menjadi mitra USAID-PRIORITAS di Jatim antara lain Pamekasan, Blitar, Situbondo, Kabupaten Mojokerto, Lumajang, Ngawi, Batu, Lamongan, dan sebagainya.
     
"Kami tidak hanya melatih PAKEM, tapi juga MBS (manajemen berbasis sekolah) dan pengenalan buku berjenjang. Bedanya, kalau kerja sama dengan Kemendikbud itu bisa bersifat lokal atau regional, tapi kalau kerja sama dengan Kemenag itu bersifat top down dari lembaga di atas, karena itu kami bekerja sama dengan BDK, Kemenag, dan sejumlah universitas," katanya. (*)

Pewarta: Edy M Yakub

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016