Bojonegoro (Antara Jatim) - Tim SMKN 2 Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, dengan hasil karya "thrash android" atau mesin pengolah sampah berhasil menjuarai lomba cipta karya inovasi teknologi tepat guna (TTG), Kamis.
Humas Lomba Cipta Karya Inovasi TTG Bojonegoro Wahyu Setiawan di Bojonegoro, menjelaskan, Tim SMKN 2 dengan hasil karyanya itu berhasil menyisihkan 18 peserta lainnya dari tim peserta SMKN, SMA dan mahasiswa.
Di urutan kedua Tim SMKN 2 dengan hasil karya pompa air "b1" power dan diurutan ketiga Tim SMKN Model Terpadu dengan hasil karya mesin pengolah kopi "kothok" listrik.
"Pemenang lomba cipta karya inovasi TTG memperoleh hadiah uang pembinaan total Rp5 juta," ucapnya.
Selain itu, menurut dia, Tim SMKN 2 dengan karya "thrash android" berhak maju mengikuti lomba serupa tingkat nasional ke XVIII 2016 di Mataram NTB.
Lebih lanjut ia menjelaskan mesin "thrash android" merupakan mesin pengolah sampah dengan cara kerja pintu mesin akan terbuka sendiri kalau mendeteksi ada tangan yang membawa sampah akan membuang sampah.
Setelah tangan keluar maka pintu mesin akan menutup secara otomatis dan mesin kemudian mengolah sampah menjadi pupuk organik.
"Serpihan cacahan sampah bisa diolah menjadi pupuk organik," ucapnya menegaskan.
Mengenai mesin pompa air "b1" power, katanya, sangat membantu petani untuk mengairi sawahnya karena memanfaatkan bahan baterai dan bahan bakar minyak (BBM) hanya sebagai pendorong awal.
"Mesin pompa air "b1" power sangat efisien dan ramah lingkungan," ucapnya.
Guru pembimbing SMKN Model Terpadu Bojonegoro Ahmad Alfian menjelaskan bahwa hasil karya siswanya berupa mesin kopi "kothok" listrik untuk biaya pembuatannya hanya menghabiskan biaya Rp50 ribu.
Tapi, lanjut dia, mesin kopi "kothok" listrik tidak hanya bisa dimanfaatkan untuk membuat kopi, tapi juga bisa dimanfaatkan untuk pajangan karena bahannya dari cinderamata kayu jati sepeda.
"Tidak hanya itu bentuknya juga mirip sumur angguk minyak sehingga layak menjadi cinderamata. Sekarang ini kami memperoleh pesanan dari berbagai pihak," jelas Kepala SMAN Model Terpadu Sigit Hertadi menambahkan.
Pada kesempatan itu Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (BPMPD) Kabupaten Bojonegoro Djumadi, meminta peserta tidak hanya sekedar bisa membuat peralatan teknologi, tapi hasilnya bermanfaat bagi masyarakat.
Lomba cipta karya inovasi TTG yang digelar Program di Luar Domisili (PDD) Polinema Akademi Komunitas Negeri (AKN) dengan tujuan mendukung program pemkab yang mencanangkan daerah setempat sebagai lumbung pangan dan energi nasional. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016
Humas Lomba Cipta Karya Inovasi TTG Bojonegoro Wahyu Setiawan di Bojonegoro, menjelaskan, Tim SMKN 2 dengan hasil karyanya itu berhasil menyisihkan 18 peserta lainnya dari tim peserta SMKN, SMA dan mahasiswa.
Di urutan kedua Tim SMKN 2 dengan hasil karya pompa air "b1" power dan diurutan ketiga Tim SMKN Model Terpadu dengan hasil karya mesin pengolah kopi "kothok" listrik.
"Pemenang lomba cipta karya inovasi TTG memperoleh hadiah uang pembinaan total Rp5 juta," ucapnya.
Selain itu, menurut dia, Tim SMKN 2 dengan karya "thrash android" berhak maju mengikuti lomba serupa tingkat nasional ke XVIII 2016 di Mataram NTB.
Lebih lanjut ia menjelaskan mesin "thrash android" merupakan mesin pengolah sampah dengan cara kerja pintu mesin akan terbuka sendiri kalau mendeteksi ada tangan yang membawa sampah akan membuang sampah.
Setelah tangan keluar maka pintu mesin akan menutup secara otomatis dan mesin kemudian mengolah sampah menjadi pupuk organik.
"Serpihan cacahan sampah bisa diolah menjadi pupuk organik," ucapnya menegaskan.
Mengenai mesin pompa air "b1" power, katanya, sangat membantu petani untuk mengairi sawahnya karena memanfaatkan bahan baterai dan bahan bakar minyak (BBM) hanya sebagai pendorong awal.
"Mesin pompa air "b1" power sangat efisien dan ramah lingkungan," ucapnya.
Guru pembimbing SMKN Model Terpadu Bojonegoro Ahmad Alfian menjelaskan bahwa hasil karya siswanya berupa mesin kopi "kothok" listrik untuk biaya pembuatannya hanya menghabiskan biaya Rp50 ribu.
Tapi, lanjut dia, mesin kopi "kothok" listrik tidak hanya bisa dimanfaatkan untuk membuat kopi, tapi juga bisa dimanfaatkan untuk pajangan karena bahannya dari cinderamata kayu jati sepeda.
"Tidak hanya itu bentuknya juga mirip sumur angguk minyak sehingga layak menjadi cinderamata. Sekarang ini kami memperoleh pesanan dari berbagai pihak," jelas Kepala SMAN Model Terpadu Sigit Hertadi menambahkan.
Pada kesempatan itu Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (BPMPD) Kabupaten Bojonegoro Djumadi, meminta peserta tidak hanya sekedar bisa membuat peralatan teknologi, tapi hasilnya bermanfaat bagi masyarakat.
Lomba cipta karya inovasi TTG yang digelar Program di Luar Domisili (PDD) Polinema Akademi Komunitas Negeri (AKN) dengan tujuan mendukung program pemkab yang mencanangkan daerah setempat sebagai lumbung pangan dan energi nasional. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016