Trenggalek (Antara Jatim) - Kunjungan wisatawan menuju sejumlah objek wisata di pesisir Pantai Watulimo, Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur diprediksi turun hingga kisaran 20 persen dampak longsor di jalur menuju pelabuhan tersebut, Jumat (9/9) dini hari.
"Imbasnya tentu besar, karena kendaraan tertentu seperti bis dan elf berukuran besar tidak boleh melintas sementara waktu," kata Kepala Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten Trenggalek Catur Budi Prasetyo di Trenggalek, Sabtu.
Padahal, kata dia, saat libur panjang jelang Hari Raya Idul Adha seperti ini biasanya volume kunjungan meningkat drastis.
Pihaknya tidak bisa mencari solusi alternatif karena akses utama longsor cukup parah dan wewenang perbaikan jalan nasional itu ada di tingkat balai besar jalan nasional, bukan ditangani Dinas PU Trenggalek, katanya.
"Sebenarnya ada jalur alternatif melalui Desa Sebo yang memotong jalur hingga Desa Prigi di bawah. Namun jalannya ekstrem dan tidak semua kendaraan berani melintas di sana," katanya.
Saat libur panjang seperti Lebaran dan Tahun baru, kata Catur, volume kunjungan di Pantai Prigi dan Pasir Putih bisa mencapai 10 ribu lebih.
Dalam kondisi normal, libur tiga hari jelang Hari Raya Idul Kurban seperti saat ini Catur memperkirakan angka kunjungan wisatawan bisa berkisar antara 5.000-an orang selama libur panjang.
"Namun dengan kondisi akses yang rawan longsor seperti ini estimasi turun. Mungkin sekitar 4.000-an pengunjung sudah cukup bagus," ujarnya.
Diberitakan, jalur utama menuju kawasan pesisir Watulimo longsor di Desa Sawahan pada Jumat (9/9) dini hari, sekitar pukul 05.00 WIB.
Hujan deras yang mengguyur kawasan tersebut pada Kamis (8/9) malam hingga Jumat (9/9) pagi menyebabkan plengseng penahan badan tebing/jurang amblas terseret ke bawah dan menyebabkan sebagian badan jalan ikut ambrol.
Kendaraan roda dua dan roda empat masih bisa melintas, namun harus bergantian untuk arus yang berlawanan.
Sementara kendaraan berkapasitas besar seperti bus dan truk sementara dilarang melintas karena kondisi longsor menyebabkan badan aspal miring sedikit ke bawah dan muncul rongga besar persis di bawah badan jalan. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016
"Imbasnya tentu besar, karena kendaraan tertentu seperti bis dan elf berukuran besar tidak boleh melintas sementara waktu," kata Kepala Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten Trenggalek Catur Budi Prasetyo di Trenggalek, Sabtu.
Padahal, kata dia, saat libur panjang jelang Hari Raya Idul Adha seperti ini biasanya volume kunjungan meningkat drastis.
Pihaknya tidak bisa mencari solusi alternatif karena akses utama longsor cukup parah dan wewenang perbaikan jalan nasional itu ada di tingkat balai besar jalan nasional, bukan ditangani Dinas PU Trenggalek, katanya.
"Sebenarnya ada jalur alternatif melalui Desa Sebo yang memotong jalur hingga Desa Prigi di bawah. Namun jalannya ekstrem dan tidak semua kendaraan berani melintas di sana," katanya.
Saat libur panjang seperti Lebaran dan Tahun baru, kata Catur, volume kunjungan di Pantai Prigi dan Pasir Putih bisa mencapai 10 ribu lebih.
Dalam kondisi normal, libur tiga hari jelang Hari Raya Idul Kurban seperti saat ini Catur memperkirakan angka kunjungan wisatawan bisa berkisar antara 5.000-an orang selama libur panjang.
"Namun dengan kondisi akses yang rawan longsor seperti ini estimasi turun. Mungkin sekitar 4.000-an pengunjung sudah cukup bagus," ujarnya.
Diberitakan, jalur utama menuju kawasan pesisir Watulimo longsor di Desa Sawahan pada Jumat (9/9) dini hari, sekitar pukul 05.00 WIB.
Hujan deras yang mengguyur kawasan tersebut pada Kamis (8/9) malam hingga Jumat (9/9) pagi menyebabkan plengseng penahan badan tebing/jurang amblas terseret ke bawah dan menyebabkan sebagian badan jalan ikut ambrol.
Kendaraan roda dua dan roda empat masih bisa melintas, namun harus bergantian untuk arus yang berlawanan.
Sementara kendaraan berkapasitas besar seperti bus dan truk sementara dilarang melintas karena kondisi longsor menyebabkan badan aspal miring sedikit ke bawah dan muncul rongga besar persis di bawah badan jalan. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016