Sumenep (Antara Jatim) - Dinas Kehutanan dan Perkebunan (Dishutbun) Kabupaten Sumenep, Jawa Timur menyatakan luas lahan tanam tembakau pada tahun ini sekitar 5.740 hektare yang berarti tidak sesuai proyeksi awal seluas 14.366 hektare.

"Realisasi luas lahan tanam tembakau yang di bawah target proyeksi itu merupakan hal wajar, akibat terjadinya anomali cuaca pada tahun ini," ujar Kabid Perkebunan Dishutbun Sumenep, Joko Suwarno di Sumenep, Kamis.

Dishutbun Sumenep menargetkan lahan tanam tembakau pada tahun ini seluas 14.366 hektare dengan proyeksi produksi sekitar 8 ribu ton tembakau rajangan.

Namun, anomali cuaca pada tahun ini yang berupa masih seringnya hujan hingga pertengahan Juni membuat sebagian petani tidak menanam tembakau di lahannya.

Dalam kondisi cuaca normal, petani biasanya mulai menanam tembakau pada kisaran pertengahan April hingga awal Mei.

"Musim kemarau tahun ini masuk kategori kemarau basah. Kami menduga sebagian petani di Sumenep menyadari kondisi cuaca yang tak memungkinkan itu dan selanjutnya tidak memaksakan diri untuk menanam tembakau," kata Joko, menerangkan.

Sesuai hasil laporan dari staf dan pengecekan di lapangan, lahan tanam tembakau pada tahun ini yang sekitar 5.740 hektare itu tersebar di 18 kecamatan, semuanya di wilayah daratan.

Sebagian petani di beberapa kecamatan, di antaranya Kecamatan Pasongsongan, Bluto, dan Saronggi, telah memanen tembakau sejak beberapa pekan lalu.

"Untuk angka pasti luas lahan tanam tembakau yang telah dipanen, masih dalam proses pendataan oleh kami. Namun, untuk sementara sesuai laporan dari staf kami, masih lebih banyak yang belum panen," ujarnya. (*)

Pewarta: Slamet Hidayat

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016