Bojonegoro (Antara Jatim) - Dinas Perhutanan dan Perkebunan (Dishutbun) Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, menyatakan pabrikan belum melakukan pembelian tembakau di daerahnya karena kondisi tanaman tembakau pada musim tanam tahun ini tidak menentu terganggu hujan.
"Kami tidak bisa memaksa pabrikan untuk melakukan pembelian tembakau. Tapi kami minta pabrikan bisa melakukan komunikasi dengan petani terkait harga jual tanaman tembakau tahun ini," kata Kepala Dishutbun Bojonegoro Nuzulul Hudaya di Bojonegoro, Rabu.
Dengan adanya komunikasi dengan petani, menurut dia, produksi tanaman tembakau di daerahnya baik Virginia Voor Oogst (VO) dan Jawa, tetap dibeli pabrikan, meskipun kemungkinan harganya tidak maksimal.
"Baru PT Sedana Arief Nusa Ngawi, yang bermitra dengan petani di sejumlah kecamatan, yang melapor akan mulai melakukan pembelian tembakau, Sabtu (4/9)," jelas dia.
Terkait harga, katanya, PT Sedana Arief Nusa yang bermitra dengan petani sudah memiliki kesepakatan sebelum mulai musim tanam tembakau.
"Tapi harganya saya tidak tahu," ucapnya.
Ia memperkirakan luas tanaman tembakau Virginia VO dan Jawa di daerahnya pada musim tanam tahun ini hanya sekitar 3.000 hektare, di bawah target yang ditetapkan seluas 7.000 hektare.
Tidak tercapainya target tanaman tembakau tahun ini, katanya, pengaruh hujan yang masih sering turun di musim kemarau sehingga mengakibatkan tanaman tembakau petani mati.
Dimintai konfirmasi terpisah seorang petani di Desa Panemon, Kecamatan Sugihwaras, Bojonegoro Poniman, mengaku dirinya, juga petani lainnya di desanya sudah panen tembakau untuk petikan daun kedua dan ketiga.
Panen petikan daun pertama atau bawah, katanya, tidak langsung dijual, tapi dijemur untuk krosok.
"Tapi tembakau krosok saya belum laku," ucap dia yang mengaku pada musim tanam tahun ini menanam 10.000 pohon.
Untuk tembakau basah petikan daun dua, lanjut dia, harganya Rp600 per kilogram dan petikan daun ketiga Rp1.200 per kilogram.
"Harganya ya murah, sebab kualitasnya cukup bagus," ucap dia dibenarkan petani lainnya di Desa Terate, juga di Kecamatan Sugihwaras, Yudhi.
Sekretaris Kecamatan Kedungadem, Bojonegoro Machmudi, menambahkan tanaman tembakau di wilayahnya baik Virginia VO dan Jawa, sekitar 1.000 hektare.
"Tapi yang panen baru sebagian kecil, sebab banyak petani yang terlambat tanam karena pengaruh musim hujan," ucapnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016
"Kami tidak bisa memaksa pabrikan untuk melakukan pembelian tembakau. Tapi kami minta pabrikan bisa melakukan komunikasi dengan petani terkait harga jual tanaman tembakau tahun ini," kata Kepala Dishutbun Bojonegoro Nuzulul Hudaya di Bojonegoro, Rabu.
Dengan adanya komunikasi dengan petani, menurut dia, produksi tanaman tembakau di daerahnya baik Virginia Voor Oogst (VO) dan Jawa, tetap dibeli pabrikan, meskipun kemungkinan harganya tidak maksimal.
"Baru PT Sedana Arief Nusa Ngawi, yang bermitra dengan petani di sejumlah kecamatan, yang melapor akan mulai melakukan pembelian tembakau, Sabtu (4/9)," jelas dia.
Terkait harga, katanya, PT Sedana Arief Nusa yang bermitra dengan petani sudah memiliki kesepakatan sebelum mulai musim tanam tembakau.
"Tapi harganya saya tidak tahu," ucapnya.
Ia memperkirakan luas tanaman tembakau Virginia VO dan Jawa di daerahnya pada musim tanam tahun ini hanya sekitar 3.000 hektare, di bawah target yang ditetapkan seluas 7.000 hektare.
Tidak tercapainya target tanaman tembakau tahun ini, katanya, pengaruh hujan yang masih sering turun di musim kemarau sehingga mengakibatkan tanaman tembakau petani mati.
Dimintai konfirmasi terpisah seorang petani di Desa Panemon, Kecamatan Sugihwaras, Bojonegoro Poniman, mengaku dirinya, juga petani lainnya di desanya sudah panen tembakau untuk petikan daun kedua dan ketiga.
Panen petikan daun pertama atau bawah, katanya, tidak langsung dijual, tapi dijemur untuk krosok.
"Tapi tembakau krosok saya belum laku," ucap dia yang mengaku pada musim tanam tahun ini menanam 10.000 pohon.
Untuk tembakau basah petikan daun dua, lanjut dia, harganya Rp600 per kilogram dan petikan daun ketiga Rp1.200 per kilogram.
"Harganya ya murah, sebab kualitasnya cukup bagus," ucap dia dibenarkan petani lainnya di Desa Terate, juga di Kecamatan Sugihwaras, Yudhi.
Sekretaris Kecamatan Kedungadem, Bojonegoro Machmudi, menambahkan tanaman tembakau di wilayahnya baik Virginia VO dan Jawa, sekitar 1.000 hektare.
"Tapi yang panen baru sebagian kecil, sebab banyak petani yang terlambat tanam karena pengaruh musim hujan," ucapnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016