Sidoarjo (Antara Jatim) - Menteri Sosial (Mensos) Khofifah Indar Parawansa menilai istri Pahlawan Nasional Bung Tomo, Ny Sulistina Sutomo (91), yang meninggal dunia pada Rabu (31/8) dini hari pukul 01.42 WIB, merupakan sosok ibu bangsa yang bisa menjadi referensi keteladanannya.
"Beliau (Sulistina Sutomo-red) merupakan sosok ibu bangsa semua orang yang semestinya menjadi referensi karena keteladanan beliau yang keibuan serta keinginan untuk mengawal putra-putri bangsa," katanya saat dikonfirmasi di ruang VIP Bandara Internasional Juanda Surabaya, Rabu.
Ia mengemukakan dirinya terakhir bertemu dengan almarhumah pada November tahun 2015 karena setiap tahun untuk memperingati hari pahlawan itu pihaknya selalu berpindah-pindah dari satu keluarga pahlawan nasional yang satu dengan yang lainnya.
"Saat itu, almarhumah memberikan saya buku dan juga puisi-puisi hasil karya Bung Tomo dan pada pertemuan tersebut saya sempat membacakan puisi dalam forum tersebut," katanya.
Ia mengatakan seharusnya pada saat ini pihaknya akan melakukan rapat terkait dengan kesiapan hari pahlawan dan menjadikan Bambang Sulistomo anak almarhum Bung Tomo sebagai ketua.
"Namun, hari ini kami mendapatkan kabar duka dan menunda kegiatan itu. Saat bertemu dengan Pak Bambang, saya sempat menanyakan apa yang menjadi amanah ibu dan beliau mengatakan jangan khianati perjuangan 1945 dan itu maknanya sangat dalam serta menjadi tugas kita mengisi kemerdekaan," katanya.
Jenazah almarhum datang di Bandara Internasional Juanda Surabaya dengan menggunakan pesawat Batik Air sekitar pukul 14:10 WIB di VIP Bandara Internasional Juanda.
Menteri Sosial yang sempat membatalkan rencana penyambutan tersebut, menyempatkan diri untuk bertemu dengan pihak keluarga sekitar 10 menit di VIP room Bandara Internasional Juanda.
Sesuai dengan rencana jenazah akan dimakamkan di Tempat Pemakamanan Umum Ngagel Surabaya setelah sebelumnya dishalati terlebih dahulu di Masjid Nasional Al Akbar Surabaya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016
"Beliau (Sulistina Sutomo-red) merupakan sosok ibu bangsa semua orang yang semestinya menjadi referensi karena keteladanan beliau yang keibuan serta keinginan untuk mengawal putra-putri bangsa," katanya saat dikonfirmasi di ruang VIP Bandara Internasional Juanda Surabaya, Rabu.
Ia mengemukakan dirinya terakhir bertemu dengan almarhumah pada November tahun 2015 karena setiap tahun untuk memperingati hari pahlawan itu pihaknya selalu berpindah-pindah dari satu keluarga pahlawan nasional yang satu dengan yang lainnya.
"Saat itu, almarhumah memberikan saya buku dan juga puisi-puisi hasil karya Bung Tomo dan pada pertemuan tersebut saya sempat membacakan puisi dalam forum tersebut," katanya.
Ia mengatakan seharusnya pada saat ini pihaknya akan melakukan rapat terkait dengan kesiapan hari pahlawan dan menjadikan Bambang Sulistomo anak almarhum Bung Tomo sebagai ketua.
"Namun, hari ini kami mendapatkan kabar duka dan menunda kegiatan itu. Saat bertemu dengan Pak Bambang, saya sempat menanyakan apa yang menjadi amanah ibu dan beliau mengatakan jangan khianati perjuangan 1945 dan itu maknanya sangat dalam serta menjadi tugas kita mengisi kemerdekaan," katanya.
Jenazah almarhum datang di Bandara Internasional Juanda Surabaya dengan menggunakan pesawat Batik Air sekitar pukul 14:10 WIB di VIP Bandara Internasional Juanda.
Menteri Sosial yang sempat membatalkan rencana penyambutan tersebut, menyempatkan diri untuk bertemu dengan pihak keluarga sekitar 10 menit di VIP room Bandara Internasional Juanda.
Sesuai dengan rencana jenazah akan dimakamkan di Tempat Pemakamanan Umum Ngagel Surabaya setelah sebelumnya dishalati terlebih dahulu di Masjid Nasional Al Akbar Surabaya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016