Surabaya (Antara Jatim) - Atraksi panahan dari lima atlet panah nasional menandai pembukaan Ospek di Universitas Dr. Soetomo (Unitomo) Surabaya, Senin.

Kelima atlet adalah Tiara Sakti (Juara Nasional Junior 2013-2015), Della Adisty Handayani (Emas Sea Games 2013 dan Peraih Rekor MURI 2007), dan Diananda Ch (Emas Sea Games 2013).

Selain itu, Dellie Tresyadinda (Emas Sea Games 2013 dan peraih rekor MURI 2005) yang merupakan mahasiswi Unitomo Fakultas Hukum dan Riau Ega (8 besar Olimpiade Rio 2016).

Dalam kesempatan itu, Rektor Unitomo, Dr Bahrul Amiq, menjelaskan alasan dipilihnya panahan sebagai pembuka Ospek Unitomo karena olahraga panahan membutuhkan ketepatan, sama halnya seperti memilih perguruan tinggi.

"Saya ingin sampaikan kepada mahasiswa bahwa Anda sudah tepat memilih Unitomo sebagai pilihan dalam mengembangkan diri. Inilah yang mau kita lambangkan dari panahan itu," katanya.

Hal kedua yang ingin diperlihatkan adalah agar mahasiswa dapat mengambil inspirasi dari perjuangan seorang Lilies Handayani, mantan atlet nasional peraih medali perak Olimpiade Seoul 1988 yang merupakan alumni dari Unitomo.

"Kita ingin menyaksikan kehebatan panahan Indonesia yang mengalahkan Juara Dunia dari Korea di Olympiade Rio 2016 dan kita tantang para pemanah ini sebagai taruhan Ospek, mulai atau tidak," katanya.

Hal terakhir yang melatari pembukaan ospek dengan panahan, kata Bahrul karena Dellie Tresyadinda, putri Lilies Handayani juga merupakan mahasiswi Unitomo.

"Saya sangat bangga dengan apa yang dicapai orang-orang ini. Selain karena prestasinya untuk bangsa, dan fakta mereka adalah keluarga Unitomo membuat saya bangga," tambahnya.

Disinggung soal banyaknya atlet yang memperoleh beasiswa pendidikan di Unitomo, Bahrul menjelaskan itu merupakan salah satu visi misi dari Unitomo.

"Memang ada anggaran khusus yang kita sisihkan buat mereka (atlet yang berprestasi). Nilainya beragam, ada yang 100 persen, 50, 40 atau 30 persen," jelasnya.

Namun, ia mengaku kecewa dengan perilaku akademik dari atlet yang masuk jalur prestasi, karena banyak di antara atlet-atlet tersebut yang tidak serius dalam studi.

"Ini merupakan penyakit yang saya sendiri lagi perangi. Saya akan putuskan tidak memberi beasiswa yang tidak berlebihan agar mereka tidak merasa menggampangkan," katanya.

Untuk tahun pembelajaran 2016, Unitomo telah menerima 1.500 mahasiswa baru dari delapan fakultas.

"Dari delapan fakultas tersebut yang paling diminati Fakultas Ekonomi. Yang paling rendah minatnya Fakultas Pertanian. Yang membanggakan Fakultas Sastra Jepang yang semakin berkembang," paparnya.

Selain itu, hal yang membanggakan, lanjut Bahrul adalah Fakultas Pertanian yang sudah mampu meraih akreditasi A. (*)

Pewarta: willy irawan

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016