Bojonegoro (Antara Jatim) - Pemerintah Desa (Pemdes) Ngampel, Kecamatan Kapas, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, akan mengajukan proses pencairan dana tali asih kepada Joint Operating Body (JOB) Pertamina-Petrochina East Java (PPEJ) Rp75 juta, Sabtu (27/8).
Sekretaris Desa Ngampel, Kecamatan Kapas, Bojonegoro Hantoyono, di Bojonegoro, Jumat, mengatakan, JOB PPEJ akan mencairkan dana tali asih untuk kegiatan pengeboran sumur minyak September, Oktober dan November pada 2015 itu, sekaligus Rp75 juta.
"Setelah surat tagihan dana tali asih dimasukkan desa, maka JOB PPEJ akan mencairkan dana tali asih dalam waktu tiga lebih sepekan," ucapnya menegaskan.
Lebih lanjut ia menjelaskan JOB PPEJ sudah sepakat akan membayar secara langsung dana tali asih Rp75 juta dalam pertemuan di mapolres, beberapa hari lalu.
Dalam pertemuan di mapolres dihadiri "Field Administrations Superintendent" JOB PPEJ Akbar Pradima, pihak desa, dan perwakilan warga desanya.
"Pencairan dana tali asih tidak dengan sistem termin tapi langsung semuanya," ucap Jumadi menegaskan.
Dengan adanya kesepakatan itu, menurut dia, warga sudah tidak lagi melakukan penghadangan alat berat yang akan masuk ke lapangan B Sukowati di desanya."Alat berat seperti rig sudah bisa masuk ke lapangan B Sukowati," tandasnya.
Ia menambahkan JOB PPEJ memasukkan peralatan berat "rig" untuk melakukan pembersihan sumur minyak sebagai usaha meningkatkan produksi. Alat berat berupa "rig" itu semula di lapangan A Sukowati di Desa Campurejo, Kecamatan Kota.
Seorang warga Desa Ngampel, Kecamatan Kapas, Bojonegoro Pamudji, menjelaskan kalau memang dana tali asih sudah diterima maka akan segera dibagikan kepada warga di desanya yang terbagi menjadi tujuh rumah tangga (RT).
"Pemanfaatan dana tali asih terserah warga di masing-masing RT. Kemungkinan besarnya yang diterima sekitar Rp10 juta per RT," ucapnya.
Kepala Desa Ngampel, Kecamatan Kapas, Bojonegoro Pudjianto, sebelumnya, menjelaskan, di lapangan B Sukowati di desanya terdapat 24 sumur minyak, tapi produksinya berangsur-angsur menurun disebabkan faktor alamiah.
"Kalau penurunan produksinya saya kurang tahu. Tapi sekarang produksi minyak di lapangan Sukowati A, B dan lapangan Mudi di Tuban, rata-rata hanya sekitar 18 ribu barel per hari," ungkapnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016
Sekretaris Desa Ngampel, Kecamatan Kapas, Bojonegoro Hantoyono, di Bojonegoro, Jumat, mengatakan, JOB PPEJ akan mencairkan dana tali asih untuk kegiatan pengeboran sumur minyak September, Oktober dan November pada 2015 itu, sekaligus Rp75 juta.
"Setelah surat tagihan dana tali asih dimasukkan desa, maka JOB PPEJ akan mencairkan dana tali asih dalam waktu tiga lebih sepekan," ucapnya menegaskan.
Lebih lanjut ia menjelaskan JOB PPEJ sudah sepakat akan membayar secara langsung dana tali asih Rp75 juta dalam pertemuan di mapolres, beberapa hari lalu.
Dalam pertemuan di mapolres dihadiri "Field Administrations Superintendent" JOB PPEJ Akbar Pradima, pihak desa, dan perwakilan warga desanya.
"Pencairan dana tali asih tidak dengan sistem termin tapi langsung semuanya," ucap Jumadi menegaskan.
Dengan adanya kesepakatan itu, menurut dia, warga sudah tidak lagi melakukan penghadangan alat berat yang akan masuk ke lapangan B Sukowati di desanya."Alat berat seperti rig sudah bisa masuk ke lapangan B Sukowati," tandasnya.
Ia menambahkan JOB PPEJ memasukkan peralatan berat "rig" untuk melakukan pembersihan sumur minyak sebagai usaha meningkatkan produksi. Alat berat berupa "rig" itu semula di lapangan A Sukowati di Desa Campurejo, Kecamatan Kota.
Seorang warga Desa Ngampel, Kecamatan Kapas, Bojonegoro Pamudji, menjelaskan kalau memang dana tali asih sudah diterima maka akan segera dibagikan kepada warga di desanya yang terbagi menjadi tujuh rumah tangga (RT).
"Pemanfaatan dana tali asih terserah warga di masing-masing RT. Kemungkinan besarnya yang diterima sekitar Rp10 juta per RT," ucapnya.
Kepala Desa Ngampel, Kecamatan Kapas, Bojonegoro Pudjianto, sebelumnya, menjelaskan, di lapangan B Sukowati di desanya terdapat 24 sumur minyak, tapi produksinya berangsur-angsur menurun disebabkan faktor alamiah.
"Kalau penurunan produksinya saya kurang tahu. Tapi sekarang produksi minyak di lapangan Sukowati A, B dan lapangan Mudi di Tuban, rata-rata hanya sekitar 18 ribu barel per hari," ungkapnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016