Surabaya (Antara Jatim) - Gabungan Pengusaha Konstruksi (Gapensi) Kota Surabaya siap menghadapi persaingan bebas di era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang diterapkan 2016 ini.
    
"Kami berharap Pemerintah Kota Surabaya memfasilitasi Gapensi dalam melakukan kerja sama maupun akses untuk mendapatkan proyek di Luar negeri, guna menghadapi persaingan bebas MEA," kata Ketua Gapensi Kota Surabaya, Firdaus Hasan Basri saat Muscab Gapensi, di Surabaya, Selasa.
    
Ia mengatakan saat ini sudah banyak perusahaan konstruksi maupun tenaga kerja asing jasa konstruksi yang datang ke Surabaya. Kehadiran mereka dalam mendapatkan proyek di Surabaya mendapatkan support sepenuhnya dari pemerintah setempat.
    
"Mereka disupport bunga rendah (pinjaman bank) 2-3 persen, tapi di sini bunganya mencapai belasan," katanya.
    
Untuk itu, ia berharap agar bisa bersaing dengan pengusaha jasa konstrksi luar negeri, pihaknya meminta pemerintah kota memberikan dukungan yang sama. Firdaus mengapresiasi respon pemkot surabaya, yang siap memfasilitasi Gapensi untuk mendapatkan peluang di luar negeri.
    
"Jika ada sister city kita akan diajak. Kemudian, kita juga akan dibantu dalam kerja sama dengan negera lain," katanya.
    
Firdaus menegaskan soal kualitas pihaknya bisa bersaing dengan pengusaha luar negeri. Namun, ia mengakui, saat ini dalam pengerjaan proyek, masih ada kelemahan dalam perencanaan pemerintah kota dan pengawasannnya.
    
"Perencanaannya kadang tak sesuai dengan kondisi riil di lapangan," katanya.
    
Sementara untuk sisi pengawasan, lanjut dia, selama ini pengawasan yang dijalanan konsultan pengawas proyek masih lemah. Menurut Firdaus,  kelemahan tersebut terjadi, akibat kurangnya jumlah tenaga pengawas maupun ketidakdisiplinan pengawas dalam mengawasi proyek yang berjalan.
    
"Kalau di awasi tiap hari gak ada penyimpangan," katanya.
    
Ketua Gapensi Surabaya ini menambahkan, semestinya, pemerintah kota selaku pihak yang memberikan kontrak kepada konsultan pengawas tetap memonitor pekerjaan mereka.
    
Firdaus mengakui, bahwa proyek yang dikerjakan kadang kala tak sesuai dengan tenggat waktunya. Kendalanya, selain faktor cuaca, ketersediaan material maupun masalah pembiayaan. "Kondisi itu sering kita alami dilapangan," katanya.
    
Ia memperkirakan, saat ini jumlah proyek yang ditangani pengusaha jasa konstruksi mencapai ratusan. Namun, dari jumlah tersebut sebagian besar memang berkaiatan dengan pembangunan box culvert. (*)

Pewarta: Abdul Hakim

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016