Tulungagung (Antara Jatim) - Komunitas seniman dan budayawan di Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur menggelar pertunjukan musik jazz di atas Sungai Ngrowo yang berlokasi di antara Desa Winong dan Ketanon, Kecamatan Kedungwaru, Sabtu (20/8) hingga Minggu (21/8).
Pertunjukan seni-budaya di atas panggung apung Sungai Ngrowo yang baru pertama kali digelar itu mendapat sambutan meriah dari warga yang memadati sepanjang bantaran sungai buatan untuk pengendali banjir dalam kota Tulungagung tersebut.
"Inisiasi pagelaran ini merupakan insipasri yang mengerucut buah dari diskusi sesama pecinta seni-budaya di Kabupaten Tulungagung," kata Ketua panitia pertunjukan seni bertema "Music-Kali", Hendrik dalam pidato sambutannya dari atas panggung apung.
Ia mengatakan, kegiatan sengaja dipilih pada Agustus sebagai momentum para seniman untuk ikut memeriahkan hari ulang tahun ke-71 Kemerdekaan RI.
Ide komunitas seniman "gayung bersambut" dengan agenda tahunan dua pemerintahan desa di sekitar lokasi pertunjukan musik sungai, yakni Desa Winong dan Ketanon yang ikut serta memfasilitasi pelaksanaan kegiatan selama dua hari berturut.
"Kami komunitas seniman Tulungagung juga sepakat untuk menjadikan warung kopi Dewi Sri yang ada di belakang panggung ini sebagai 'base camp' para seniman dan budayawan Tulungagung," kata Hendrik.
Hendrik berharap, adanya tempat nongkrong komunitas seniman dan budayawan se-Tulungagung diharapkan bisa menjadi wadah pengembangan sekaligus aktualisasi bakat para seniman daerah.
Tidak hanya pertnjukan musik jazz yang tampil di atas panggung apung tersebut.
Beberapa produk kesenian tradisional maupun seni kontemporer seperti reog kendang, jaranan, musik perkusi, hingga musik band modern juga berkesempatan unjuk bakat dan kemampuan dalam pertunjukkan yang digelar dua hari berturut, mulai Sabtu (20/8) sore tersebut.
"Dari tempat ini semoga semua ide kreatif berkait seni-budaya bisa terus dikembangkan untuk membangun peradaban di bumi 'banorowo' (sebutan tradisional Tulungagung) maupun bumi pertiwi secara umum," ujarnya.
Bupati Syahri Mulyo yang berkesempatan memberi sambutan saat pembukaan pertunjukkan Music-Kali mengapresiasi terobosan seni-budaya melalui pertunjukkan musik jazz dan aneka seni budaya di atas panggung apung Sungai Ngrowo tersebut.
Secara terbuka, Syahri menawarkan kepada para seniman atau panitia penyelenggara untuk mengajukan rencana kegiatan selanjutnya guna penyelenggaraan Music-Kali kedua saat perayaan HUT Kabupaten Tulungagung, November mendatang.
"Segera ajukan proposal agar bisa diadakan lagi saat HUT Tulungagung November nanti. Pertunjukkan seni-budaya ini bagus untuk dilestarikan dan menjadi agenda tahunan," kata Syahri.
Bupati Syahri secara khusus setuju bantaran Sungai Ngrowo dikembangkan sebagai ajang ekspresi untuk memmeprkuat nilai-nilai kearifan lokal maupun pusat penggerak ekonomi kerakyatan.
"Pemerintah daerah memang berorietasi mengembangkan Sungai Ngrowo ini sebagai salah satu destinasi wisata dalam kota. Secara bertahap pembangunan taman untuk kawasan hijau serta rest area terus dibangun, semua demi kepentingan kita bersama," ujarnya.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016
Pertunjukan seni-budaya di atas panggung apung Sungai Ngrowo yang baru pertama kali digelar itu mendapat sambutan meriah dari warga yang memadati sepanjang bantaran sungai buatan untuk pengendali banjir dalam kota Tulungagung tersebut.
"Inisiasi pagelaran ini merupakan insipasri yang mengerucut buah dari diskusi sesama pecinta seni-budaya di Kabupaten Tulungagung," kata Ketua panitia pertunjukan seni bertema "Music-Kali", Hendrik dalam pidato sambutannya dari atas panggung apung.
Ia mengatakan, kegiatan sengaja dipilih pada Agustus sebagai momentum para seniman untuk ikut memeriahkan hari ulang tahun ke-71 Kemerdekaan RI.
Ide komunitas seniman "gayung bersambut" dengan agenda tahunan dua pemerintahan desa di sekitar lokasi pertunjukan musik sungai, yakni Desa Winong dan Ketanon yang ikut serta memfasilitasi pelaksanaan kegiatan selama dua hari berturut.
"Kami komunitas seniman Tulungagung juga sepakat untuk menjadikan warung kopi Dewi Sri yang ada di belakang panggung ini sebagai 'base camp' para seniman dan budayawan Tulungagung," kata Hendrik.
Hendrik berharap, adanya tempat nongkrong komunitas seniman dan budayawan se-Tulungagung diharapkan bisa menjadi wadah pengembangan sekaligus aktualisasi bakat para seniman daerah.
Tidak hanya pertnjukan musik jazz yang tampil di atas panggung apung tersebut.
Beberapa produk kesenian tradisional maupun seni kontemporer seperti reog kendang, jaranan, musik perkusi, hingga musik band modern juga berkesempatan unjuk bakat dan kemampuan dalam pertunjukkan yang digelar dua hari berturut, mulai Sabtu (20/8) sore tersebut.
"Dari tempat ini semoga semua ide kreatif berkait seni-budaya bisa terus dikembangkan untuk membangun peradaban di bumi 'banorowo' (sebutan tradisional Tulungagung) maupun bumi pertiwi secara umum," ujarnya.
Bupati Syahri Mulyo yang berkesempatan memberi sambutan saat pembukaan pertunjukkan Music-Kali mengapresiasi terobosan seni-budaya melalui pertunjukkan musik jazz dan aneka seni budaya di atas panggung apung Sungai Ngrowo tersebut.
Secara terbuka, Syahri menawarkan kepada para seniman atau panitia penyelenggara untuk mengajukan rencana kegiatan selanjutnya guna penyelenggaraan Music-Kali kedua saat perayaan HUT Kabupaten Tulungagung, November mendatang.
"Segera ajukan proposal agar bisa diadakan lagi saat HUT Tulungagung November nanti. Pertunjukkan seni-budaya ini bagus untuk dilestarikan dan menjadi agenda tahunan," kata Syahri.
Bupati Syahri secara khusus setuju bantaran Sungai Ngrowo dikembangkan sebagai ajang ekspresi untuk memmeprkuat nilai-nilai kearifan lokal maupun pusat penggerak ekonomi kerakyatan.
"Pemerintah daerah memang berorietasi mengembangkan Sungai Ngrowo ini sebagai salah satu destinasi wisata dalam kota. Secara bertahap pembangunan taman untuk kawasan hijau serta rest area terus dibangun, semua demi kepentingan kita bersama," ujarnya.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016