Trenggalek (Antara Jatim) - Dua bangunan lembaga pendidikan tingkat SMP di Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur, sebagian rusak dan terancam runtuh setelah lereng tebing di tepi kedua sekolah berbeda lokasi itu longsor, Minggu dini hari.
Tidak ada laporan korban jiwa dalam insiden tersebut. Namun selain kerugian materiil yang ditimbulkan cukup besar, proses belajar-mengajar kedua sekolah itu terancam terganggu.
"Longsor di dua lokasi berbeda ini terjadi karena faktor hujan deras yang memicu tanah labil," kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Trenggalek Djoko Rusianto.
Dua sekolah dimaksud masing-masing adalah SMP Negeri 2 Bendungan yang berlokasi di lereng Gunung Wilis, Kecamatan Bendungan, dan SMP Islam Hidayatullah yang berlokasi Desa Jombok, Kecamatan Pule.
Dari kedua sekolah itu, lanjut Djoko, kondisi terparah dialami SMP Islam Hidayatullah.
Di sekolah ini, kata Djoko, sedikitnya tiga lokal kelas sekolah rusak parah.
"Kondisi di SMPN 2 Bendungan sedikit lebih ringan karena hanya bangunan MCK (tempat mandi/buang air) yang amblas. Bangunan ruang laboratorium sebagian miring dan apakah masih layak digunakan akan dievaluasi lagi," ujarnya.
Menurut Djoko, peristiwa tanah bergerak yang memicu kerusakan bangunan MCK dan laboratorium sudah terjadi kedua kalinya.
"Sebelumnya pernah terjadi pada 2014 dimana saat itu tanah bergerak menyebabkan halaman sekolah ini tertutup lumpur," ujarnya.
Supriyono, warga setempat mengatakan, insiden tanah longsor atau bergerak terjadi sekitar pukul 02.30 WIB.
"Longsor ini juga menyebabkan dua bangunan rumah warga sekitarnya retak dan rawan ambruk," katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Trenggalek Kusprigianto mengatakan, dirinya telah menginstruksikan pihak SMP Islam Hidayatullah memindahkan ruang belajar-mengajar dipindah ke lokasi yang aman.
"Untuk keselamatan bersama, maka lokasi KBM untuk sementara waktu dipindahkan ke ruangan lain yang masih dalam kondisi baik," kata Kusprigianto.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016
Tidak ada laporan korban jiwa dalam insiden tersebut. Namun selain kerugian materiil yang ditimbulkan cukup besar, proses belajar-mengajar kedua sekolah itu terancam terganggu.
"Longsor di dua lokasi berbeda ini terjadi karena faktor hujan deras yang memicu tanah labil," kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Trenggalek Djoko Rusianto.
Dua sekolah dimaksud masing-masing adalah SMP Negeri 2 Bendungan yang berlokasi di lereng Gunung Wilis, Kecamatan Bendungan, dan SMP Islam Hidayatullah yang berlokasi Desa Jombok, Kecamatan Pule.
Dari kedua sekolah itu, lanjut Djoko, kondisi terparah dialami SMP Islam Hidayatullah.
Di sekolah ini, kata Djoko, sedikitnya tiga lokal kelas sekolah rusak parah.
"Kondisi di SMPN 2 Bendungan sedikit lebih ringan karena hanya bangunan MCK (tempat mandi/buang air) yang amblas. Bangunan ruang laboratorium sebagian miring dan apakah masih layak digunakan akan dievaluasi lagi," ujarnya.
Menurut Djoko, peristiwa tanah bergerak yang memicu kerusakan bangunan MCK dan laboratorium sudah terjadi kedua kalinya.
"Sebelumnya pernah terjadi pada 2014 dimana saat itu tanah bergerak menyebabkan halaman sekolah ini tertutup lumpur," ujarnya.
Supriyono, warga setempat mengatakan, insiden tanah longsor atau bergerak terjadi sekitar pukul 02.30 WIB.
"Longsor ini juga menyebabkan dua bangunan rumah warga sekitarnya retak dan rawan ambruk," katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Trenggalek Kusprigianto mengatakan, dirinya telah menginstruksikan pihak SMP Islam Hidayatullah memindahkan ruang belajar-mengajar dipindah ke lokasi yang aman.
"Untuk keselamatan bersama, maka lokasi KBM untuk sementara waktu dipindahkan ke ruangan lain yang masih dalam kondisi baik," kata Kusprigianto.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016