Sumenep (Antara Jatim) - Ratusan pedagang kaki lima (PKL) di Kabupaten Sumenep, Jawa Timur yang direlokasi ke kawasan Lapangan Giling Kecamatan Kota, berdemonstrasi di depan kantor bupati setempat guna meminta dikembalikan ke lokasi sebelumnya, yakni Taman Adipura.

"Tolong biarkan PKL berjualan lagi di kawasan Taman Adipura. PKL hanya ingin hidup dengan cara berjualan di tempat yang ramai pembelinya," kata koordinator aksi, Farid Azziyadi di Sumenep, Kamis.

Pada awal Juli 2016, ratusan PKL yang berjualan di kawasan Taman Adipura direlokasi ke Lapangan Giling, karena pemerintah daerah ingin mengembalikan fungsi Taman Adipura di Kecamatan Kota itu sebagai ruang terbuka hijau.

Para PKL yang berdemonstrasi itu menilai lokasi baru, yakni di Lapangan Giling kurang strategis dan selanjutnya sepi calon pembeli.

"Omzet para PKL menurun, penghasilan PKL pun berkurang. Di lokasi baru tersebut belum ada fasilitas penunjang. Tempat duduk pun bagi pembeli, tidak ada. Tolong perhatikan nasib PKL," ujarnya, menerangkan.

Farid meminta kebijakan relokasi ke Lapangan Giling yang telah diterapkan pemerintah daerah itu ditinjau ulang dan selanjutnya dikembalikan lagi ke Taman Adipura.

"Kalau tidak ditemui oleh bupati dan atau wakil bupati (wabup), kami tidak akan pulang dan akan bertahan di depan kantor bupati hingga sore hari," ucapnya, dengan nada mengancam.

Dalam aksinya, para pendemo membawa sejumlah poster di antaranya bertuliskan: "PKL korban orang berdasi", dan "Kami datang menagih janji bupati dan wabup".

Setelah bernegosiasi dengan polisi, sebanyak 15 pendemo diperkenankan masuk ke Kantor Bupati Sumenep sebagai perwakilan.

Di salah satu ruangan kantor bupati, mereka ditemui Asisten Pemerintahan Sekkab Sumenep Sustono dan Saiful Bahri (kepala dinas perindustrian dan perdagangan).

"Mohon maaf, pak bupati dan wabup tidak berada di kantor. Pak bupati sedang sakit dan dan wabup masih ada urusan kedinasan di luar kota," kata Sustono. (*)

Pewarta: Slamet Hidayat

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016