Kediri (Antara Jatim) - Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar mengajak warga untuk melestarikan kesenian jaranan, dengan mengadakan berbagai kompetisi kesenian ini serta regenerasi.
     
"Budaya Jawa merupakan salah satu budaya nasional yang tinggi nilai sosialnya, penuh dengan ajaran-ajaran tentang menjalani kehidupan, memiliki jati diri, dan jaranan merupakan bagian dari kesenian khas dari Kediri," katanya dalam lomba seni tari jaranan kreasi di Gedung Olahraga (GOR) Kelurahan Pakunden, Kecamatan Pesantren, Kota Kediri, Jawa Timur, Rabu.
     
Ia mengingatkan kesenian adalah bagian yang tidak terpisahkan dari sebuah negara, termasuk kesenian jaranan tersebut. Kesenian ini merupakan bagian dari budaya nasional yang isinya selalu membawa pesan. 
      
Lebih lanjut, ia mengatakan kesenian jaranan tersebar di seluruh Indonesia. Bahkan, di Kediri, jaranan sudah marak sejak 1992. Pada 1995-2003, kesenian jaranan mulai surut dan awal 2004, kesenian ini mulai berkembang kembali hingga sekarang. 
     
Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga (Disbudparpora) Kota Kediri Nurmuhyar mengatakan perkembangan kesenian ini semakin lama menunjukkan perkembangan yang positif. Saat ini, jumlah kelompok kesenian jaranan ini sekitar 120 kelompok dari berbagai daerah di Kota Kediri.
     
"Perkembangan kesenian ini dari tahun ke tahun semakin meningkat, termasuk dari sisi kualitas dan penampilan selalu ada kreasi baru," kata Nur.
     
Ia juga mengatakan, pemerintah juga memerhatikan kesenain daerah termasuk jaranan ini, salah satu bentuknya adalah mengadakan pagelaran. Selain itu, pemerintah juga meminta terus adanya regenerasi, sehingga kesenian ini bisa tetap lestari.
     
Beberapa kegiatan sudah diselenggarakan pemerintah kota untuk melestarikan kesenain ini, seperti mengadakan pentas 1.000 barongan, 1.000 topeng panji, serta berbagai festival lainnya.
     
Ia pun mengatakan, jaranan di Kediri tentunya mempunyai ciri khas tersendiri, tapi ia tidak ingin berkutat pada tingkat ciri khas itu dan memberikan kebebasan pada pelaku seni untuk terus berkolaborasi dan lebih kreatif mengembangkan kesenian ini.
     
"Pasti ada perbedaan, tapi kami tidak perlu secara subjektif ini asli mana, yang penting ada hal yang tidak terbantahkan bahwa Kediri ada kaitan sejarah dengan kesenian jaranan. Kami demokratis dan memfasilitasi mereka untuk berkreasi dan pemerintah tidak akan interfensi," paparnya. (*)

Pewarta: Asmaul Chusna

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016