Banyuwangi (Antara Jatim) - Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas menilai kebijakan "full day school" yang diwacanakan oleh Mendikbud Muhadjir Effendy relatif bias kota dan belum tentu cocokditerapkan di daerah yang jauh dai pusat kota sehingga harus betul-betul dikaji sebelum diterapkan.
     
"Prinsipnya kami patuh dengan kebijakan pemerintah pusat. Namun, alangkah elok jika kebijakan tersebut juga memperhatikan keberagaman wilayah, tantangan-tantangan yang ada di daerah dan karakteristik daerah," ujar Anas saat dihubungi di Banyuwangi, Jawa Timur, Selasa.
     
Anas mengatakan, kebijakan "full day school" tersebut belum pas jika diterapkan di daerah-daerah, apalagi di desa-desa ada anak yang setelah pulang sekolah ikut melihat bapaknya bekerja di sawah atau ikut melihat bapaknya merawat buah naga di kebun.
     
"Ada juga yang ikut melihat ibunya membatik. Itu bagian dari pengalaman, interaksi dengan orang tua. Saya bukannya menolak berlebihan. Tapi rasanya 'full day school' kurang pas diterapkan. Baik dalam konteks filosofi pendidikan di mana tumbuh-kembang anak butuh interaksi banyak dengan orang tuanya, maupun dalam konteks kedaerahan yang macam-macam modelnya," katanya.
    
Oleh karena itu, Anas berharap kebijakan Mendikbud itu perlu dikaji lebih mendalam bila diterapkan secara menyeluruh. Banyak aspek harus dipertimbangkan. "Kurang pas jika kemudian pengalaman orang kota dibawa ke orang daerah atau katakanlah orang yang tinggal di desa," kata dia.
     
Lagipula, sambung Anas, tidak semua orang tua itu bekerja. Artinya, mungkin ayahnya yang bekerja, sedangkan ibunya di rumah. Atau ibunya bekerja di kantor, sedangkan ayahnya berwirausaha dari rumah.
     
"Kan kalau begitu tetap bisa mendampingi anak saat siang hingga sore hari. Saya kira anak tetap perlu banyak interaksi dengan orang tua yang ada di rumah karena pembentukan karakter utama kan sebenarnya dari rumah," kata Anas. (*)

Pewarta: Masuki M. Astro

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016