Ponorogo (Antara Jatim) - Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan PGRI Ponorogo membuka sekolah literasi gratis selama satu tahun untuk para siswa, mahasiwa dan guru serta hibah 10.000 eksemplar buku ke ratusan sekolah.

"Target kami bisa menjangkau 1.200 peserta agar mereka bisa menulis dan terbiasa menulis," kata Pembantu Ketua II STKIP PGRI Ponorogo Dr Sutejo, MHum di Ponorogo, Jawa Timur, Selasa.    

Ia menjelaskan bahwa program yang akan dimulai awal September 2016 itu bersifat terbuka bagi siapapun yang memiliki minat untuk terampil menuangkan ide dan pemikiran lewat tulisan. Sekolah literasi itu untuk memberikan bekal motivasi dan  pelatihan keterampilan menulis, baik fiksi maupun nonfiksi.   

Ia mengutip pesan filosofis Gde Prama, yang mengatakan bahwa yang akan menyelamatkan seseorang itu bukan pendidikan, tetapi keterampilannya. Menulis adalah salah satu keterampilan yang menarik untuk dipersiapkan sebagai bekal di masa depan.
    
"Kami akan menghadirkan sejumlah praktisi dan akademisi yang selama ini eksis karena aktivitas menulisnya. Kami berharap mereka bisa menginspirasi dan membakar semangat peserta bahwa menulis itu sangat penting bagi mereka,khususnya siswa dan mahasiswa yang masih menyongsong masa depan serta para guru yang memiliki tugas menggerakkan muridnya untuk aktif di kegiatan literasi," katanya.
    
Para narasumber yang akan berbagi semangat dan pengalaman itu, antara lain pakar sastra dari Universitas Negeri Malang Prof Dr djoko Saryono, pakar sastra dari Universitas Negeri Surabaya Prof Dr Setya Yuwana Sudikan, MA, dosen tamu di Hankuk University of Foreign Studies (HUFS) Seoul, Korea Selatan, Dr Tengsoe Tjahyono, Profesor tamu di Kanda University of International Studies Jepang Suyoto Atim.

Sementara untuk praktisi adalah Kiai M Faizi, penulis yang juga Pengasuh Pondok Pesantren Annuqayah Guluk-Guluk Sumenep, Madura, sastrawan penerima Khatulistiwa Award HU Mardi Luhung, Cerpenis Rakhmat Giryadi, sastrawan Bagus Putuparto dari Blitar dan penggerak sastra di Madura Syaf Anton.
    
Sutejo yang sudah menerbitkan 20-an judul buku itu menjelaskan program sekolah literasi akan dilaksanakan setiap bulan untuk satu angkatan. Dalam satu angkatan akan dibuka untuk 100 perserta, sehingga dalam satu tahun akan dibuka untuk 1.200 peserta.
     
"Kalau daya inspirasi dari para narasumber ini mampu menggerakkan peserta, ini akan menghasilkan sesuatu yang dahsyat untuk dunia literasi. Apalagi bagi para guru yang akan menularkan semangat itu untuk murid-muridnya," kata Ketua Litbang Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Ponorogo ini.
    
Sebagai pendukung dari program sekolah literasi, katanya, STKIP PGRI Ponorogo juga akan menghibahkan 10.000 buku untuk SMA/SMK/MA di Ponorogo dan sekitarnya, seperti Madiun, Pacitan, Trenggalek, Ngawi dan Wonogiri (Jawa Tengah). (*)

Pewarta: Masuki M. Astro

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016