Surabaya (Antara Jatim) - Belasan ribu visa untuk 30 kelompok terbang (kloter) calon haji (calhaj) Jawa Timur yang umumnya dari gelombang kedua itu belum selesai hingga kedatangan Kloter 1/Sumenep di Asrama Haji Embarkasi Surabaya, Senin.
"Ada 14.000-an paspor dari 27.323 Calhaj Jatim yang visa-nya sudah selesai dan umumnya milik calhaj gelombang pertama atau kloter 1 hingga 34 (8-22 Agustus), padahal calhaj di Embarkasi Haji Surabaya mencapai 64 kloter," kata Kepala Kanwil Kemenag Jatim HM Mahfudh Shodar.
Didampingi Kabid Penyelenggara Haji dan Umrah (PHU) Kanwil Kemenag Jatim HM Sakur, ia menjelaskan hal itu berarti visa untuk 30 kloter yang berangkat pada gelombang kedua (23 Agustus - 4 September) belum selesai. "Kalau kloter dalam gelombang pertama sudah ready," katanya.
Namun, katanya, pihak Kedubes Arab Saudi menjamin semua visa akan tuntas sebelum keberangkatan kloter 35-64 (gelombang kedua) itu. "Prosesnya memang agak lamban, karena petugas kami juga harus menempel sendiri visa yang ada pada setiap paspor," katanya.
Di sela meninjau kesiapan 445 Calhaj Sumenep yang merupakan kloter pertama saat menjalani pemeriksaan administrasi dan kesehatan di Hall Mina, ia mengimbau calhaj untuk menjaga kesehatan, karena cuaca di Tanah Suci kini mencapai 45-49 derajat celsius, bahkan sebelumnya sempat 54 derajat.
"Dalam kondisi cuaca yang sangat panas itu, para calhaj hendaknya bisa mengatur waktu dalam beribadah agar tidak mudah capek dan juga sering minum air putih atau makan buah-buahan agar tidak mengalami dehidrasi (kekurangan zat cair)," katanya.
Dalam penyambutan kedatangan Kloter 1/Sumenep itu, sejumlah wartawan sempat kecewa, karena mereka hanya diperbolehkan merekam (kru televisi) atau memotret (fotografer) dalam tempo sangat singkat sekitar 1-2 menit dan jumlah wartawan yang boleh masuk ke Hall Mina juga dibatasi.
"Liputan haji pada hari pertama ini kurang mengesankan. Mestinya, beri kesempatan media untuk mengambil gambar, tentu mereka paham apa yang tidak semestinya dilakukan," kata seorang pewarta media elektronik di Surabaya itu.
Menanggapi hal itu, seorang petugas asrama haji
mengatakan pemeriksaan calhaj yang ketat itu terjadi karena gedung
penerimaan calhaj di asrama haji itu dinilai sebagai lokasi yang mirip
di bandara yang memang dibatasi dengan mereka yang berkepentingan dengan
penerbangan semata. "Kami tidak berwenang," katanya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016
"Ada 14.000-an paspor dari 27.323 Calhaj Jatim yang visa-nya sudah selesai dan umumnya milik calhaj gelombang pertama atau kloter 1 hingga 34 (8-22 Agustus), padahal calhaj di Embarkasi Haji Surabaya mencapai 64 kloter," kata Kepala Kanwil Kemenag Jatim HM Mahfudh Shodar.
Didampingi Kabid Penyelenggara Haji dan Umrah (PHU) Kanwil Kemenag Jatim HM Sakur, ia menjelaskan hal itu berarti visa untuk 30 kloter yang berangkat pada gelombang kedua (23 Agustus - 4 September) belum selesai. "Kalau kloter dalam gelombang pertama sudah ready," katanya.
Namun, katanya, pihak Kedubes Arab Saudi menjamin semua visa akan tuntas sebelum keberangkatan kloter 35-64 (gelombang kedua) itu. "Prosesnya memang agak lamban, karena petugas kami juga harus menempel sendiri visa yang ada pada setiap paspor," katanya.
Di sela meninjau kesiapan 445 Calhaj Sumenep yang merupakan kloter pertama saat menjalani pemeriksaan administrasi dan kesehatan di Hall Mina, ia mengimbau calhaj untuk menjaga kesehatan, karena cuaca di Tanah Suci kini mencapai 45-49 derajat celsius, bahkan sebelumnya sempat 54 derajat.
"Dalam kondisi cuaca yang sangat panas itu, para calhaj hendaknya bisa mengatur waktu dalam beribadah agar tidak mudah capek dan juga sering minum air putih atau makan buah-buahan agar tidak mengalami dehidrasi (kekurangan zat cair)," katanya.
Dalam penyambutan kedatangan Kloter 1/Sumenep itu, sejumlah wartawan sempat kecewa, karena mereka hanya diperbolehkan merekam (kru televisi) atau memotret (fotografer) dalam tempo sangat singkat sekitar 1-2 menit dan jumlah wartawan yang boleh masuk ke Hall Mina juga dibatasi.
"Liputan haji pada hari pertama ini kurang mengesankan. Mestinya, beri kesempatan media untuk mengambil gambar, tentu mereka paham apa yang tidak semestinya dilakukan," kata seorang pewarta media elektronik di Surabaya itu.
Menanggapi hal itu, seorang petugas asrama haji
mengatakan pemeriksaan calhaj yang ketat itu terjadi karena gedung
penerimaan calhaj di asrama haji itu dinilai sebagai lokasi yang mirip
di bandara yang memang dibatasi dengan mereka yang berkepentingan dengan
penerbangan semata. "Kami tidak berwenang," katanya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016